Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menggandeng Pohang Steel and Iron Company (Posco) asal Korea Selatan akan merealisasikan investasi baru tahun depan senilai total US$3,7 miliar.
Direktur Utama KRAS Silmy Karim mengatakan investasi baru tersebut dibagi menjadi dua tahap, yakni US$700 juta untuk memproduksi turunan hot rolled coil (HRC). Sisanya, senilai US$3 miliar akan digunakan untuk menambah fasilitas produksi baja di industri hulu.
"Klaster baja 10 juta ton [per tahun] akan terealisasi karena pada 2022, KRAS dan Posco Korea akan melakukan investasi baru," katanya dalam acara peresmian pabrik HRC #2 di Cilegon, Selasa (21/9/2021).
Sebelumnya diketahui, KRAS dan Posco memiliki perusahaan patungan bernama Krakatau Posco yang dibentuk pada 2011 dan mulai beroperasi pada 2013.
Pada 2019, ketika KRAS melakukan proses restrukturisasi bisnis dari persoalan keuangan yang membelit selama bertahun-tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbang ke Korea Selatan untuk menandatangani rencana investasi.
Sementara itu, Produksi baja 10 juta ton per tahun ditargetkan dapat tercapai pada 2025. Adapun kapasitas produksi KRAS saat ini sebesar 3,9 juta ton per tahun, termasuk pabrik HRC yang baru dioperasikan sebesar 1,5 juta ton per tahun.
Silmy meyakini konsumsi baja nasional akan terus tumbuh seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri. Dia mengatakan dalam lima tahun terakhir, konsumsi baja nasional telah tumbuh sekitar 40 persen dari 50 kg per kapita per tahun pada 2014 menjadi 71 kg per kapita per tahun.
"Terjadi peningkatan konsumsi baja nasional yang sangat signifikan sekitar 40 persen karena kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Sementara itu pabrik HRC yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo hari ini telah selesai dibangun sejak Mei 2021 dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.
Silmy mengatakan pabrik ini merupakan fasilitas produksi pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan baja dengan ketebalan 1,4 mm. Karena kualitas produk yang sangat baik, HRC ini nantinya akan dibidik untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar otomotif.
"Hal ini seiring dengan rencana Indonesia untuk menjadi salah satu pusat mobil listrik dunia," ujar Silmy.