Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong capaian maksimal serapan tembakau lokal sebelum musim penghujan yang dapat menurunkan kualitasnya.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan bahwa jika musim penghujan tiba tetapi tembakau petani belum terserap seluruhnya, maka kualitasnya akan menurun dan berdampak pada harga yang merosot.
“Saya berharap sebelum musim penghujan tiba tembakau-tembakau di petani sudah terserap, tentu saja dengan harga yang bagus,” kata Putu dalam keterangan tertulis, Minggu (19/9/2021).
Guna mengantisipasi kendala penyerapan tembakau lokal saat panen raya, Kemenperin melakukan tinjauan lapangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Putu menuturkan, pihaknya juga berupaya menjembatani antara pelaku industri dan petani tembakau agar tetap bisa bertahan menjalankan usahanya di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu juga dilakukan untuk mempercepat penyerapan tembakau, menaikkan harga tembakau agar petani tidak mengalami kerugian ,dan menjamin bahan baku yang berkualitas bagi sektor industri hasil tembakau (IHT).
Untuk mempercepat serapan tembakau lokal, Kemenperin berkoordinasi dengan beberapa pemangku kepentingan terkait, seperti Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Ditjen Bea dan Cukai, pemerintah daerah, serta para pelaku usaha IHT.
“Ke depannya diharapkan solusi yang dihasilkan dapat mengantisipasi terjadinya gejolak dari para petani yang selama ini terus berulang setiap tahun,” imbuhnya.
Selain itu, Putu juga mengaku telah mengusulkan penerapan sistem resi gudang dalam upaya mempercepat penyerapan tembakau lokal di sektor IHT. Langkah tersebut diyakini dapat memantau ketersediaan bahan baku di gudang perusahaan IHT, serta menjaga kestabilan harga tembakau.
“Kami juga sudah menginisiasi program substitusi impor dan mendorong ekspor produk IHT. Hal ini akan berdampak baik pada perekonomian nasional,” tuturnya.