Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Industri Komponen Otomotif dan Ban Terkerek Diskon PPnBM

Diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang berlaku mulai 1 Maret 2021 ikut mengerek kinerja industri komponen otomotif dan ban.
Aktivitas pekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk./gt-tires.com
Aktivitas pekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk./gt-tires.com

Bisnis.com, JAKARTA – Diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang berlaku mulai 1 Maret 2021 ikut mengerek kinerja industri komponen otomotif dan ban.

Sebelumnya, pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120/2021 resmi memperpanjang diskon PPnBM 100 persen untuk mobil dengan isi silinder di bawah 1.500 cc sampai Desember 2021.

Periode pertama berlangsung Maret–Mei 2021, diikuti dengan periode selanjutnya Juni–Agustus, dan kini diperpanjang hingga akhir 2021.

Wan Fauzi, Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO), menyambut baik perpanjangan kebijakan tersebut. Saat ini, tingkat permintaan komponen masih di angka 60 persen dibandingkan dengan sebelum pandemic.

Diharapkan sampai akhir tahun permintaan dapat terkerek menjadi 70 persen. Dia mengakui, ada tren peningkatan permintaan komponen sejak diskon PPnBM diberlakukan.

“[Sejak diskon PPnBM berlaku] Ada kenaikan [penjualan] sekitar 10 persen,” ujar Fauzi kepada Bisnis, Sabtu (18/9/2021).

Setali tiga uang, Hamdani Zulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) pun mengharapkan efek pengganda diskon PPnBM terhadap penjualan komponen otomotif.

Insentif itu juga diharapkan dapat meredam dampak dari kenaikan harga komoditas bahan baku sepanjang tahun ini yang membebani ongkos produksi.

“Tentunya itu hal yang positif karena bisa mendorong market. Kami berharap ini akan mendorong penjualan mobil dan pada ujungnya akan mendorong penjualan komponen juga,” ujar Hamdani.

Tak ketinggalan, industri ban juga ketiban berkah dari kebijakan ini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan bahwa meski dampaknya lambat ke industri ban, pihaknya melihat kenaikan penjualan sekitar 7 persen sepanjang tahun ini.

“Sekarang ini belum begitu terasa [dampaknya], ada sedikit [kenaikan penjualan], tidak sampai 10 persen, 7 persen kira-kira,” kata Azis.

Selanjutnya, dampak dari perpanjangan kebijakan tersebut diperkirakan masih akan terasa ke industri ban hingga 2 tahun ke depan.

Azis menuturkan, penjualan ban ke industri otomotif terutama mobil memang mengalami kenaikan akhir-akhir ini. Namun, banyaknya pabrikan mobil yang telah memiliki stok ban menjadikan kenaikan penjualan tidak signifikan.

“Itu efeknya akan terasa nanti dua tahun ke depan,” imbuhnya.

Seperti diketahui, sda sekitar 319 perusahaan industri komponen tier 1 yang terlibat dengan produsen kendaraan peserta PPnBM. Industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian termasuk industri kecil menengah (IKM) juga diharapkan terdampak peningkatan utilisasi dan kinerja.

Adapun, berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, penjualan mobil peserta PPnBM di bawah 1.500 cc pada Januari–Agustus 2021 sebesar 175 ribu unit. Angka itu meningkat sebesar 51 persen secara year-on-year dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, untuk mobil peserta PPnBM di atas 1.500 cc, penjualan selama periode tersebut tercatat sebesar 44.680 unit atau meningkat 64,4 persen dibandingkan Januari–Agustus 2020.

Kemenperin memproyeksikan perpanjangan stimulus PPnBM hingga Desember 2021 akan menambah penjualan kendaraan sebanyak 35.553 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper