Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengklaim penghitungan pembengkakan biaya kereta cepat Jakarta-Bandung masih belum final dan dalam tahap pembahasan di level kementerian terkait.
Sekretaris Perusahaan KCIC Mirza Soraya mengatakan saat ini negosiasi terkait dengan investasi pendanaan dan pembengkakan biaya masih dalam tahap pembahasan di tingkat kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sponsor dan juga pemerintah. Sehingga pihaknya belum bisa memberikan komentar.
“Untuk diketahui, hingga saat ini perhitungan cost overrun belum final. Masih ada beberapa item yang dinegosiasikan kepada pihak kontraktor dan beberapa pihak terkait. Meski begitu, hingga saat ini kami berupaya semaksimal mungkin melakukan efisiensi untuk mengembalikan project cost ke initial budget,” ujarnya, Sabtu (18/9/2021).
Termasuk arahan untuk dilakukannya audit, pihaknya menunggu masih menunggu arahan dari para pemegang saham dan pemerintah. Jika nantinya memang diarahkan untuk melakukan audit, pihaknya siap untuk melaksanakan hal tersebut.
Mirza menuturkan segala bentuk efisiensi tengah dilakukan menghadapi persoalan pembengkakan biaya tersebut. KCIC pun berharap pembengkakan biaya bisa ditekan semaksimal mungkin.
“Seperti yang sudah kami sebutkan tadi, upaya yang sedang dan akan kami lakukan adalah mengembalikan project cost ke initial budget di tahap pembangunan yang masih berlangsung,” imbuhnya.
Baca Juga
Di samping itu, pihaknya mencoba menerapkan skema MSA (Maintence & Service Agreement) dalam OM Readiness, dimana SDM operation & maintenance untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung nanti sebagian besar akan melibatkan SDM terlatih dan berpengalaman dari PT KAI, dengan prioritas penyelenggaraan training di Indonesia dan online. Dengan begitu biaya training dan O&M readiness cost lainnya bisa lebih efisien.
Upaya lainnya yaitu dengan melakukan negosiasi fasilitas pinjaman dengan lender dan negosiasi dengan kontraktor terkait beberapa isu biaya proyek. Kami juga melakukan value engineering di beberapa pekerjaan konstruksi yang masih berjalan dan menunda pembangunan TOD Walini untuk fase awal ini.
“Termasuk menyederhanakan interior dan eksterior stasiun namun tetap mengedepankan fungsi, estetika dan seamless pelayanan,” tekannya.