Bisnis.com, JAKARTA – China resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan pakta perdagangan Asia Pasifik.
Perjanjian dagang ini semula diinisiasi oleh Amerika Serikat untuk mengisolasi China dan memperkuat dominasi AS di kawasan tersebut.
Dilansir Bloomberg, Jumat (17/9/2021), China melampirkan aplikasi pendaftaran secara resmi ke Selandia Baru untuk bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Menteri Perdagangan Wang Wentao sudah melakukan komunikasi melalui sambungan telepon dengan perwakilan Selandia Baru Damien O’Connor sebagai negara host.
Rencana bergabungnya China mendapatkan reaksi keras dari Washington, dengan sejumlah pembuat kebijakan menyatakan kekhawatiranya terkait pendaftaran Negara Tirai Bambu itu.
Kendati demikian, belum ada respons dari Presiden Joe Biden untuk kembali bergabung dalam perjanjian dagang tersebut.
Awalnya, perjanjian ini diprakarsai oleh AS untuk mencegah dominasi China makin kuat di kawasan ini. Presiden AS Barrack Obama saat itu bahkan menyampaikan Negara Paman Sam harus menulis aturan perjanjian tersebut.
Namun, Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian tersebut dan Jepang memimpin untuk merevisi aturan dagang tersebut.
Pendaftaran China merupakan tindak lanjut dari diskusi Presiden Xi Jinping yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan pakta ini pada tahun lalu. China adalah negara kedua yang ingin bergabung di perjanjian dagang beranggotakan 11 negara, setelah Inggris meminta untuk bergabung pada awal tahun ini.
“Ini adalah perhitungan rasional yang sempurna oleh China. Melihat China yang saat ini memimpin pemulihan ekonomi, kartu mereka tidak akan sekuat ini lagi. Atau, risiko menolak aplikasi China tidak akan setinggi ini,” kata Direktur European Centre for International Political Economy di Brussels Hosuk Lee-Makiyama.