Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan ada enam strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk membangun kelistrikan di Tanah Air.
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan bahwa strategi pertama yang akan dilakukan pemerintah untuk membangun kelistrikan di Indonesia adalah menarik investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT).
Rida menuturkan, pemerintah telah merevisi peraturan untuk menyederhanakan proses pengadaan dan membuat skema bisnis menjadi lebih terbuka agar lebih banyak investasi masuk ke dalam negeri.
“Saat ini kami sedang memfinalkan Peraturan Presiden mengenai pengembangan EBT,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat (17/6/2021).
Kedua, pemerintah akan mengembangkan smart grid dan mempromosikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap secara masif. Untuk itu, pemerintah berupaya membuat aturan baru agar pengembangan EBT lebih menarik.
Ketiga, pemerintah juga mendorong program renewable energy-based economic development (REBED) dan renewable energy-based industry development (REBID).
REBED adalah program penggunaan EBT untuk memacu perekonomian wilayah, termasuk di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). sementara itu, REBID merupakan pengembangan potensi EBT yang terintegrasi dengan industri.
“Untuk daerah yang memiliki potensi EBT yang besar, seperti di Kalimantan Utara, pengembangan EBT untuk sektor industri akan lebih kompetitif dan menarik. Dengan demikian, industri akan mendapatkan listrik yang lebih terjangkau,” ujarnya.
Keempat, konversi pembangkit listrik diesel ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan. Untuk meningkatkan fleksibilitas jaringan (grid) tersebut, pemerintah pun merevisi grid code.
“Semua penyedia kelistrikan baik PT PLN (Persero) maupun pembangkit listrik swasta [Independent Power Producer/IPP] harus mengikuti grid code yang baru,” jelasnya.
Strategi kelima, mengembangkan teknologi smart grid agar dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik, serta mengurangi susut (losses) dalam jaringan transmisi maupun distribusi.
Keenam, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 PT PLN (Persero) disusun lebih hijau, dengan meningkatkan porsi EBT di dalamnya.
“Untuk mencapai bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025, pemerintah memprioritaskan pembangkit EBT yang paling murah, serta meningkatkan pengembangan PLTS, karena harganya yang cenderung menurun,” ucapnya.
Menurutnya, RUPTL 2021–2030 PLN juga akan dimasukkan target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada 2022.
“Untuk mencapai target rasio elektrifikasi tersebut, pemerintah akan menjaga keseimbangan sistem untuk memastikan keandalan pasokan listrik,” jelasnya.