Bisnis.com, JAKARTA - Distribusi logistik kebutuhan PON XX melalui Tol Laut meningkat dari Pelabuhan Depapre ke Pelabuhan Pomako dan Merauke.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura Willem Thobias Fofid Willem menjelaskan program Tol Laut di Papua saat ini mengalami perkembangan seperti bertambahnya angkutan transportasi nasional.
Hal itu diikuti juga meningkatnya industri lainnya seperti bussines shipping, perkapalan, kepelabuhan, logistik, perikanan, dan kelautan termasuk hasil komoditi daerah-daerah yang menjadi program unggulannya dalam pengelolaan sumber daya yang ada.
Semua perkembangan itu tentunya dengan memperhatikan elemen-elemen penting sebagai komponen dari penyelenggaraan Tol Laut baik sebagai komponen utama dan pendukung, seperti Pelabuhan, Kapal, Sistem Logistik dan Hubungan antar Lembaga.
“Peningkatan Tol Laut terus meningkat dengan mencapai 61 kontainer pada voyage 8 dan voyage 9, bahkan distribusi logistik kebutuhan PON XX melalui Tol Laut terus meningkat dari Pelabuhan Depapre ke Pelabuhan Pomako dan Merauke, sehingga dalam kesempatan dialog ini diharapkan secara edukasi masyarakat dapat mengetahui secara utuh tentang penyelenggaraan Tol Laut dengan data dan informasi terkini,” jelasnya melalui siaran pers, Senin (13/9/2021).
Dia menjelaskan dalam beberapa kesempatan ada pemahaman masyarakat yang berpendapat opini bahwa disparitas harga hanya bisa turun dengan subsidi atau yang selama ini dikenal dengan istilah Public Services Obligation/PSO oleh Pemerintah.
Baca Juga
Namun, lanjutnya, jika dilihat dalam tata Kelola dan pengertian Tol Laut dalam scope kecil adalah PSO (Public Service Obligation), Tol Laut dalam scope besar sistem logistik, rantai pasok, pengelolaan kegiatan pelabuhan, port network, keterkaitan moda laut dengan moda lain.
Dalam kesempatan yang sama Diben Elaby Tokoh Masyarakat dan juga Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut mengatakan bahwa pengembangan dengan model pengembangan sebagai Pelabuhan Hub.
“Yaitu Pelabuhan Merauke karena memiliki komoditi unggulan daerah yaitu beras dengan pendekatan pada optimalisasi UMKM, Aliansi dan Kelompok Tani serta Kepemudaan bersama Investor baru dan mapan terus digalakan dan semakin berkembang sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat dapat merasakan maanfaat dari Tol Laut dan Multimoda,” tutupnya.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Buyung Lalana katakan, program ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat yang belum mengerti dan memahami Program Tol Laut baik secara akademis maupun secara konseptual dengan pelaksanaan praktis serta struktur penerapannya.
Dia mengharapkan dengan gencarnya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat kian menyadari betapa pentingnya Tol Laut Lintas Papua, yaitu menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah 3TP/Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan.
Di sisi lain, dapat menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pentingnya konektivitas tentang pengiriman Barang Pokok Penting/Bapokting yang tidak dimonopoli, dan muatan balik hasil industri daerah agar terjadi keseimbangan perdagangan, tutupnya.
“Tol Laut lintas Papua saat ini terus berinovasi dan berkembang dengan pendekatan sosial budaya antropologi dan kearifan lokal dalam keikutsertaan masyarakat pada Business Shipping di ekosistem Tol Laut, seperti Masyarakat Adat, Kepemudaan, Keagaaman dan Perempuan sampai berbasis di level lokal kampung dan distrik,” katanya.