Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

Sejumlah topik di Bisnisindonesia.id mulai dari nasib siaran televisi digital di tengah ancaman keterbatasan cip hingga cerita pengelolaan sampah di Muara Gembong menjadi dua dari lima pilihan yang patut Anda baca lebih lengkap.
Migrasi siaran televisi analog ke digital disebut bakal terhambat ketersediaan cip./Bloomberg-Samsul Said
Migrasi siaran televisi analog ke digital disebut bakal terhambat ketersediaan cip./Bloomberg-Samsul Said

Bisnis, JAKARTA— Batas pelaksanaan migrasi siaran televisi analog ke digital kini dibayangi keterbatasan cip global. Penerapan kebijakan pun tak hanya berpacu dengan waktu yang tersisa tinggal delapan bulan melainkan hambatan teknis yang membuat pelaku industri harus memitigasi risiko. Artikel tersebut merupakan satu di antara lima artikel pilihan editor di Bisnisindonesia.id. Simak seluruh pilihan lengkapnya.

Selain uraian tentang kelanjutan siaran televisi digital, terdapat ulasan tentang strategi PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mendorong kinerja pada tahun ini di tengah asa perbaikan konsumsi pada akhir tahun. Diikuti dengan artikel tentang aksi perusahaan beraset jumbo yang turut antre menawarkan saham perdana pada tahun ini hingga klaim asuransi jiwa yang terus naik akibat Covid-19.

 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

1. Siaran TV Digital: Tenggat Mepet, STB Terancam Isu Defisit Cip

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memperkirakan bahwa diperlukan 6 juta hingga 7 juta unit set top box atau STB untuk merealisasikan migrasi siaran televisi analog ke digital. Kendati membutuhkan peranti dengan jumlah besar, belum terdengar kabar waktu lelang bagi perusahaan penyedia STB. 

Belum jelasnya waktu lelang seolah menjadi penghambat tambahan bagi pelaku industri karena cip yang menjadi komponen STB diprediksi makin terbatas jumlahnya. Pasokan yang terbatas berpotensi menimbulkan kenaikan harga hingga ongkos produksi yang turut membengkak. Simak dampak lengkapnya bagi industri di tautan yang tersedia.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

2. LPPF Menatap Optimistis Potensi Pemulihan Di Akhir Tahun

Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) optimistis menyambut akhir tahun. Pasalnya, kinerja perusahaan pada tahun ini bisa terangkat akibat naiknya konsumsi. Konsumsi yang tinggi pada penutup 2021 disebut menjadi imbas upaya pemulihan ekonomi dan pelonggaran mobilitas yang mampu memberikan asa terhadap kinerja perusahaan.

Tren konsumsi yang lebih baik pun telah terlihat pada kinerja perusahaan periode September. Perusahaan mengakui kinerja pada periode ini lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada Juli dan Agustus ketika pembatasan mobilitas dilakukan. Sebagai gambaran, pada periode tersebut, perusahaan menutup 89 gerai di Jawa dan Bali.

Namun, cerita pada kuartal IV/2021 disebut bakal lebih positif sehingga menumbuhkan optimisme terhadap kinerja perusahaan pada 2021. Simak cerita lengkapnya melalui tautan yang tersedia.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

3. Perusahaan Besar Antre IPO

Pasar yang volatil terkena pandemi Covid-19 ternyata tak menjadi tekanan bagi gairah calon emiten menggalang dana di pasar modal. Bursa Efek Indonesia menyebut setidaknya 12 perusahaan dengan aset jumbo siap meramaikan pasar saham Tanah Air.

Tercatat, setidaknya masih ada 23 perusahaan yang siap menggalang dana hingga pengujung 2021. Adapun, lebih dari setengah di antaranya memiliki aset jumbo yakni lebih dari Rp250 miliar. Semarak pasar modal pun bertambah dari sektor usaha yang beragam sehingga diharapkan mampu menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Bursa.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

4. Gara-gara Covid-19, Klaim Asuransi Jiwa Terus Naik

Pandemi Covid-19 ternyata berimbas pada naiknya pencairan klaim di industri asuransi jiwa. Secara tahunan, klaim terkait Covid-19 naik signifikan dari Rp216 miliar pada Juni 2020 menjadi Rp3,74 triliun pada Juni 2021.

Kendati Covid-19 merupakan penyakit baru, sejumlah perusahaan asuransi jiwa memasukkan Covid-19 sebagai risiko yang ditanggung. Beberapa perusahaan menggunakan Covid-19 sebagai manfaat tambahan dari proteksi yang ada bahkan produk proteksi baru demi memberikan layanan terbaik.

Sejumlah perusahaan pun mengaku kenaikan klaim sebagai penanda bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya proteksi selama pandemi meningkat. Simak uraian lengkapnya melalui tautan.  

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Siaran TV Digital hingga Cerita Pengelolaan Sampah dari Muara Gembong

5. Memerangi Sampah Plastik dari Muara Gembong

Sampah plastk menjadi masalah yang belum terselesaikan. Volumenya yang besar berimbas pada masalah pengelolaan baik di darat dan laut.

Tak heran bila ancaman pencemaran naik kala Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Saat hampir 80 persen sampah daratan mulai mencemari perairan, ekosistem di dalamnya hingga ekonomi masyarakat sekitar dalam ancaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper