Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Melimpah, Ini Sederet Manfaat Logam Tanah Jarang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan Indonesia masih memiliki potensi pengembangan industri strategis berbasis timah sebagai senjata laser maupun bahan baku teknologi kesehatan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin./Istimewa
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan Indonesia masih memiliki potensi pengembangan industri strategis berbasis timah sebagai senjata laser maupun bahan baku teknologi kesehatan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa kajian kementerian pada 2017 menjelaskan potensi pengembangan industri logam tanah jarang.

“Ada prioritas pengembangan untuk industri strategis berbasis timah, yaitu untuk industri pertahanan, misalnya menjadi bahan untuk teknologi antiradar, senjata laser, dan juga peluru,” katanya saat webinar Mineral for Energy Radioaktif/Nuklir - Baterai, Jumat (10/9/2021) malam.

Sebagai gambaran, timah dan logam tanah jarang memiliki hubungan yang cukup erat. Logam tanah jarang diperoleh dari pertambangan timah yang menghasilkan monasit. Jenis ini paling memungkinkan untuk dikembangkan menjadi sejumlah produk.

Selain itu, timah tanah jarang juga dapat dimanfaatkan untuk industri kesehatan, seperti teknologi pendeteksi kanker dan jenis penyakit lagi. Lainnya adalah pembangkit listrik, penyimpanan listrik, dan pendukung tambang, hingga kebutuhan untuk kendaraan bermotor berbasis baterai.

Dia menyebutkan bahwa jenis mineral ini dapat menjadi bahan baku untuk industri masa depan. Apalagi, Badan Geologi telah mencatat setidaknya terdapat 28 lokasi mineral logam tanah jarang yang dapat dilanjutkan eksplorasinya.

Kajian potensi mineral pertambangan timah yang dilakukan Kementerian ESDM pada 2017 itu menemukan volume endapan mengandung logam tanah jarang di Indonesia cukup besar.

Di Sumatra terdapat setidaknya 19.000 ton logam tanah jarang. Kemudian di Pulau Bangka Belitung sekitar 383.000 ton, serta Kalimantan dan Sulawesi masing-masing memiliki minimal 219 dan 443 ton logam tanah jarang.

Di tingkat global, China memproduksi 84 persen dari total produksi logam tanah jarang dunia. Kemudian Australia 11 persen, Rusia 2 persen, Brazil dan India sebanyak 1 persen.

Sementara itu, Indonesia disebut menjadi bagian negara yang memproduksi logam tanah jarang dalam jumlah yang cukup sedikit.

“Namun sedikit-sedikitnya kita punya bahan baku yang cukup untuk kemudian dikelola sebagai sumber energi masa depan, dan sumber bagi penggerak ekonomi masa mendatang,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper