Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan terdapat sejumlah manfaat dari pembentukan subholding di tubuh PT Pertamina (Persero) yang dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi perseroan menjadi holding minyak dan gas bumi (migas).
Erick mengatakan bahwa pembentukan subholding dapat mendorong anak usaha Pertamina di masing-masing sektor bisnisnya untuk dapat bergerak lebih luas.
“Terbentuknya organisasi yang fokus, agile, lean, efisien, dan streamlining decision making untuk menjadikan operational excellence,” ujar Erick kepada wartawan, Sabtu (11/9/2021).
Erick memaparkan, manfaat pembentukan subholding juga dapat dilihat dari kinerjanya pada semester I tahun ini. Laba subholding hulu sepanjang semester I/2021 telah mencapai US$1 miliar atau 238 persen dari target 2021.
Di samping itu, Erick mengklaim, terjadinya efisiensi dari biaya operasional subholding hulu hingga 92 persen dari bujet, serta peningkatan potensi cadangan migas Di Kalimantan Timur dan Jawa Barat hingga 204,7 juta barrel.
Sementara itu, untuk kinerja subholding kilang dan petrokimia, laba semester I/2021 sebesar US$322 juta dengan profit margin 3,24 kali lebih besar dari target tahun ini.
Erick menambahkan, subholding gas di semester I/2021 juga telah mencetak laba US$185 juta atau 357 persen dari target.
Lebih lanjut, kinerja subholding commercial & trading mencatatkan realisasi pembangunan Pertashop sebanyak 2.547 unit, dan Pengembangan digitalisasi aplikasi My Pertamina dengan pengguna terdaftar mencapai 13,7 juta pengguna.
Erick menambahkan, subholding power & new renewable energy telah mencetak laba semester I/2021 senilai US$56,8 juta atau 150 persen dari target, serta efisiensi biaya operasional 87 persen dari target.
Terakhir, subholding shipping disebut telah mencetak laba sebanyak US$73,4 juta di semester I/2021 dengan efisiensi biaya operasional 82 persen dari target. Pembentukan subholding juga membuat utilisasi armada mencapai 99,8 persen atau meningkat 11 persen dari target.