Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Listrik PLN Naik Capai 146 TWh, Ekonomi Mulai Pulih?

PT PLN (Persero) mencatat konsumsi listrik mencapai 146 terawatt hour (TWh) sepanjang Januari–Juli 2021. Jumlah tersebut tumbuh 4,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Petugas Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Cawang PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pemeriksaan rutin panel di Gardu Induk 150 KV Mampang Dua, Jakarta./Antara
Petugas Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Cawang PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pemeriksaan rutin panel di Gardu Induk 150 KV Mampang Dua, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatat konsumsi listrik mencapai 146 terawatt hour (TWh) sepanjang Januari–Juli 2021. Jumlah tersebut tumbuh 4,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik menunjukan indikasi pemulihan ekonomi pascapuncak pandemi.

Dia menuturkan, perbaikan juga terlihat pada sejumlah sektor, termasuk konsumsi listrik di sektor industri yang pertumbuhannya mencapai 9,93 persen.

Kata dia, kondisi tersebut mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia mulai bangkit kembali. Di sisi lain, sektor rumah tangga juga tumbuh sebesar 3,34 persen.\

“Ini tentu menandakan Indonesia sudah mulai bangkit dari pandemi Covid-19, dan ekonomi sudah mulai berjalan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/9/2021).

Berdasarkan data PLN, konsumsi listrik sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah besi dan baja sebesar 21 persen, diikuti oleh otomotif 19,5 persen, tekstil 6,9 persen, plastik 5 persen, serta makanan minuman 3,7 persen.

“Untuk sektor bisnis, hingga Juli memang belum terlalu tumbuh signifikan. Meski begitu, sektor bisnis seperti mal, pusat perbelanjaan, hingga pariwisata mulai menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik,” ujarnya.

Peningkatan konsumsi listrik juga terlihat dari meningkatnya beban puncak kelistrikan, khususnya pada sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Pada semester I/2021, beban puncak kelistrikan telah berada di atas 27.000 megawatt (MW) dengan beban puncak tertinggi terjadi pada 8 Juni 2021 sebesar 27.335 MW. Sementara itu, beban puncak kelistrikan Jawa-Bali pada 2020 hanya berada di angka 26.000 MW.

Untuk meningkatkan penjualan listrik, PLN akan fokus pada strategi mendorong permintaan yang ditempuh melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi.

Strategi intensifikasi dilakukan PLN melalui bundling dan promo untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, seperti promo tambah daya Super Merdeka Listrik.

Promo tersebut memberikan harga spesial untuk Biaya Penyambungan (BP) pada layanan tambah daya bagi konsumen tegangan rendah 1 phase daya 450 VA dan 900 VA di semua golongan tarif dengan pilihan daya akhir mulai daya 900 VA s.d. 5.500 VA dan cukup membayar Rp202.100.

Adapun, strategi intensifikasi juga dilakukan melalui penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem dan penggunaan satu juta kompor induksi, serta kendaraan listrik berbasis baterai.

Di samping itu, strategi ekstensifikasi ditempuh PLN dengan melihat ceruk pasar yang masih potensial, seperti electrifying agriculture dan electrifying marine untuk sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper