Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Strategis Negara (PSN) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tengah jadi sorotan lantaran biaya pembangunannya yang terus membengkak hingga Rp113 triliun.
Hal itu disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Salusra Wijaya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI.
Baca Juga
Dia menyebut budget awal proyek sepur kilat itu sebenarnya adalah US$6,07 miliar. Pemerinciannya, sekitar US$4,8 miliar adalah biaya konstruksi atau EPC. Sementara itu, US$1,3 miliar adalah biaya non-EPC.
Namun setelah dihitung pada November 2020, biaya tersebut ternyata membesar menjadi US$8,6 miliar. Selanjutnya, berdasarkan kajian yang melibatkan konsultan, biaya proyek itu kembali naik lantaran adanya perubahan biaya dan harga, serta adanya penundaan pembebasan lahan.
"Perkiraan dari konsultan PSBI berada di dalam skenario low and high. Skenario rendah di US$9,9 miliar dan tinggi di US$11 miliar. Artinya, cost overrun yang terjadi dengan skenario tersebut adalah sekitar US$3,8 miliar hingga US$4,9 miliar," ujarnya.