Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Tantangan, Kementerian PUPR Tidak Yakin Jalan Trans Papua di Papua Barat Selesai Tahun Ini

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum berani memastikan bisa menyelesaikan Jalan Trans Papua (JTP) di Papua Barat akhir tahun ini, karena menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.
Ilustrasi Jalan Trans Papua/Istimewa-Kementerian PUPR
Ilustrasi Jalan Trans Papua/Istimewa-Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum berani memastikan bisa menyelesaikan Jalan Trans Papua (JTP) di Papua Barat akhir tahun ini, karena menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.

Seperti diketahui, JTP di Papua Barat dibagi menjadi dua segmen, yakni Sorong—Manokwari (547,81 kilometer) dan Manokwari—Batas Provinsi Papua Barat (524 kilometer). Topografi dinilai menjadi tantangan utama dalam konstruksi JTP di Papua Barat.

“Kondisi geometris dan topografi di beberapa segmen masih sangat ekstrem, dengan kemiringan masih di atas 18 persen dan berada pada punggung gunung,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian kepada Bisnis, Kamis (2/9/2021).

Hedy berujar, topografi yang ekstrem membuat kontraktor harus melewati pegunungan yang terjal. Selain itu, kontraktor juga harus melewati banyak jembatan kayu dengan kondisi rusak berat.

JTP Papua Barat, kata dia, juga terletak di sesar gempa, sehingga menyebabkan seringnya terjadi longsor dan patahan di badan jalan.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat setempat memalang beberapa titik konstruksi dengan dasar kepemilikan hak ulayat atau tanah adat. Hal tersebut membuat biaya konstruksi membengkak.

“Kebutuhan alokasi dana peningkatan dari tanah sepanjang 29,29 kilometer ke aspal, dengan prediksi kondisi jalan akhir 2020 diperkirakan membutuhkan biaya Rp205 miliar,” ucapnya.

Hedy menyampaikan, konstruksi JTP di Papua Barat akan memprioritaskan penggunaan material lokal. Walakin, ketersediaan material konstruksi JTP masih rendah.

Di sisi lain, lanjutnya, masih banyak kendaraan niaga pengangkut kayu yang melanggar ketentuan volume alias over dimension over load (ODOL). “[Kendaraan tersebut] melintasi secara bersama-sama pada ruas JTP di Papua Barat segmen 2,” ucapnya.

Tahapan konstruksi JTP sendiri adalah pembabatan hutan, pembuatan Jalan Agregat Padat Tahan Cuaca (Japat), dan pengaspalan. Adapun, seluruh kawasan hutan yang dilalui JTP di Papua Barat telah dibersihkan.

Hedy menargetkan, pihaknya bisa menambah panjang jalan aspal pada tahun ini sepanjang 131,89 kilometer atau bertambah 19,66 persen dari realisasi 2020. Dengan demikian, total panjang Jatap berkurang dari 401,2 kilometer menjadi 269,31 kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper