Bisnis.com, JAKARTA - Cuaca ekstrem La Nina yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini dinilai akan mempengaruhi harga komoditas pangan, khususnya komoditas ikan-ikanan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, harga komoditas ikan-ikanan biasanya akan sangat bergantung pada kondisi cuaca atau faktor musiman.
Jika badai La Nina terjadi, dikhawatirkan berdampak pada pasokan komoditas tersebut, sehingga akan mempengaruhi dari sisi harga.
“Kalau memang La Nina menyerang pantai-pantai seperti di Papua dan Sulawesi yang menyebabkan nelayan tidak dapat melaut, ini akan terdampak pada supply ikan-ikanan tersebut, tentu saja akan sangat mempengaruhi harga komoditas ikan-ikanan tersebut,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021).
Pada kesempatan berbeda, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan tekanan inflasi pada kuartal IV/2021 akan meningkat, salah satunya dikarenakan cuaca ekstrem La Nina.
Menurutnya, pemerintah perlu mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh La Nina terhadap tingkat inflasi, terutama inflasi pangan.
Baca Juga
Dia mengatakan, pada 2018 inflasi pangan mencapai 3,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada tahun sebelumnya yang mencapai 1,26 persen (yoy).
“Di tahun 2018 kita juga tahu bahwa Indonesia mengalami La Nina yang akhirnya mendorong kenaikan harga beras ketika itu. Dengan demikian, tentu kebijakan yang tepat perlu dipersiapkan dari saat ini,” katanya.
Yusuf menilai, pemerintah perlu memetakan produksi dalam negeri yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri, terutama produk pangan strategis.
Di samping itu, pemerintah juga perlu mulai melakukan analisa alur distribusi pangan untuk melihat daerah yang terdampak parah karena La Nina.
“Perlu dianalisa, apakah kemudian ada daerah yang akan terpapar parah dari La Nina, sehingga skenario alur distribusinya perlu dipersiapkan,” jelasnya.