Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Australia tumbuh lebih cepat dari ekspektasi pada kuartal kedua tahun ini, karena pengeluaran rumah tangga dan pemerintah yang kuat melebihi penurunan volume ekspor, menggarisbawahi pandangan bank sentral bahwa Negeri Kanguru telah memasuki fase pembatasan baru dengan momentum yang solid.
Produk domestik bruto naik 0,7 persen pada kuartal II/2021 dari kuartal sebelumnya, yang direvisi naik 1,9 persen, menurut data Biro statistik Australia, Rabu (1/9/2021).
Para ekonom sebelumnya memperkirakan pertumbuhannya sebesar 0,4 persen. Secara tahunan atau year-on-year, ekonomi Australia tumbuh 9,6 persen versus perkiraan 9,1 persen.
"PDB didukung oleh pertumbuhan berkelanjutan di seluruh pengeluaran rumah tangga, investasi swasta dan pengeluaran sektor publik," Michael Smedes, Kepala Akun Nasional dalam wawancara di ABS.
"Lockdown memiliki dampak minimal pada permintaan domestik, dengan hari-hari penguncian yang lebih sedikit dan perintah tinggal di rumah yang berkepanjangan di New South Wales baru dimulai nanti pada kuartal ini."
Dolar Australia sedikit berubah setelah rilis, diperdagangkan pada 73,13 sen AS pada 11:47 WIB di Sydney. Hasilnya menggarisbawahi rebound kuat Australia dari virus hingga paruh pertama tahun ini, ketika memulihkan output dan pekerjaan yang hilang selama penguncian tahun 2020.
Baca Juga
Pemulihan itu berada di bawah ancaman dari wabah delta yang dimulai di Sydney - sekarang dalam 10 minggu penguncian. Infeksi telah menyebar di sepanjang pantai timur yang padat penduduk, memaksa penutupan di seluruh perekonomian, seperti di banyak negara di Asia.
Pengeluaran rumah tangga naik 1,1 persen dengan andil 0,6 poin persentase ke PDB. Adapun, pengeluaran pemerintah naik 1,3 persen dan andilnya 0,3 poin persentase
Sementara itu, ekspor turun 3,2 persen di kuartal terakhir dengan penurunan 0,7 poin persentase; konstruksi non-hunian turun 1,9 persen atau turun 0,1 poin persentase
Sebagai catatan, ekonomi Sydney dan Melbourne, jika digabungkan dengan negara bagian di sekitarnya, menyumbang lebih dari setengah PDB negara tersebut.