Bisnis.com, JAKARTA – PT Cikarang Listrindo Tbk. berhasil mencatatkan penjualan listrik sebesar US$257,7 juta pada semester I/2021. Capaian tersebut lebih tinggi 11,26 persen persen dibandingkan dengan paruh pertama 2020 sebesar US$231,6 juta.
Dalam keterangan resminya, emiten berkode POWR itu menyebutkan bahwa pemulihan konsumsi listrik dari pelanggan industri menjadi salah satu faktor utama yang mendorong performa positif perusahaan.
“Jika dibandingkan dengan semester I/2020, permintaan listrik dari pelanggan industri telah mengalami kenaikan 15,2 persen dan menyamai permintaan listrik pada masa sebelum pandemi,” isi keterangan resmi POWR, dikutip Rabu (1/9/2021).
Kinerja positif perseroan juga terlihat dari EBITDA margin yang dapat dipertahankan pada angka 41 persen, serta capaian laba periode berjalan sebesar US$40,3 juta atau meningkat 10,9 persen dari semester I/2020 yang mencapai US$36,4 juta.
Dari sisi operasional, perseroan berhasil mempertahankan kinerja yang andal dengan faktor ketersediaan sebesar 98 persen dan susut daya dalam jaringan distribusi dan transmisi yang sangat rendah mencapai 0,7 persen.
Daya tersambung pelanggan industri pada semester I/2021 juga meningkat 21 MVA dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
Perusahaan juga mencatatkan daya tersambung tertinggi sebesar 1.161 MVA selama 27 tahun terakhir, dengan total 2.509 pelanggan industri.
Peningkatan ini menjadi salah satu wujud kepercayaan dan optimisme yang tinggi dari pelaku industri terhadap prospek perekonomian di 2021 dan ke depannya.
“Salah satu sektor industri yang berkembang adalah data center, di mana sampai Juli 2021 telah bertumbuh 18 MVA sejak akhir tahun lalu. Industri ini telah bertumbuh dengan CAGR 37.4 persen sejak 2019, dan akan terus bertumbuh,” ujarnya.
Research dari Frost & Sullivan pada 2019 juga mengestimasi bahwa industri data center Indonesia akan bertumbuh sebesar 24 persen per tahun.
Hal itu disebabkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 71/2019 terkait Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik yang membuat perusahaan-perusahaan teknologi harus melakukan penyimpanan data transaksi Indonesia di dalam negeri.
Perseroan juga terus mengembangkan inisiatif energi terbarukannya, melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap.
Sampai dengan akhir semester pertama tahun ini, kapasitas PLTS Atap POWR telah mencapai lebih dari 1 MWp, dengan kapasitas yang sedang dalam proses mencapai 7,4 Mwp.
Tren tersebut pun menunjukkan optimisme perusahaan untuk dapat mencapai target penambahan kapasitas tahun ini sebesar 10 MWp. Selain inisiatif tersebut, perseroan juga akan secara bertahap mengembangkan penggunaan biomassa pada boiler CFB milik perusahaan.