Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ekonomi Indonesia tahun ini sudah menunjukkan pemulihan. Dilihat secara kuartalan, selama empat periode berturut-turut mengalami kontraksi akibat pandemi.
Dimulai pada kuartal II/2020 seluruh agregat permintaan minus. Konsumsi yang merupakan faktor penting dalam ekonomi Indonesia turun selama empat kuartal.
Begitu juga dengan investasi, ekspor, dan impor. Hanya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), khususnya belanja pemerintah yang tumbuh positif.
“APBN bekerja sungguh luar biasa keras mencoba mengompensasi kontraksi yang sangat dalam dari agregat demand yang luar biasa,” katanya pada sambutan diskusi virtual, Selasa (31/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan tahun ini mulai dari kuartal II, harapannya seluruh mesin pertumbuhan ekonomi masih ke zona positif. Dengan begitu, belanja negara tidak lagi menjadi andalan.
“Inilah yang disebut sebagai langkah dan pola pemulihan ekonomi di mana mesin pertumbuhan akan mulai merata dalam permintaan yang tidak hanya bergantung pada APBN dan fiscal policy,” jelasnya.
Baca Juga
Alasan optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Sri Mulyani menuturkan bahwa purchasing managers index (PMI) global yang meski sudah di zona positif pada penghujung 2020 masih terus bertahan hingga tahun ini.
Artinya, semua negara sudah mulai bergerak perekonomiannya. Dampaknya, akan menciptakan permintaan untuk ekspor dan arus modal investasi.
Akan tetapi, tambah Sri Mulyani, semua pihak harus waspada. Varian Delta dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilakukan sejak Juli berefek pada PMI yang merosot cukup tajam.
“Meski demikian Agustus kita melihat lagi pembalikan arah setelah PPKM. Mobilitas mulai meningkat dan ini menimbulkan aktivitas di bidang konsumsi,” ucapnya.