Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat hunian atau okupansi ruang perkantoran central business district atau CBD di Jakarta hingga akhir tahun diperkirakan berada di sekitar level 74,5 persen, karena banyaknya pasokan ruang kantor dan pandemi yang masih berlangsung.
Director Leads Property Darsono Tan mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini akan ada tambahan 316.842 meter persegi pasokan ruang kantor grade A. Adapun, total ruang perkantoran yang ada hingga semester I/2021 mencapai 6,98 juta per meter persegi.
“Saat ini kalau dilihat di laporan, pasokan yang masuk pasar di 2021 dan 2022 besar sekali,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/8/2021).
Darsono menuturkan, sedikitnya permintaan di tengah pasokan ruang perkantoran yang besar akan membuat kupansinya di kisaran 74,7 persen.
Dia pun memproyeksikan, tingkat okupansi ruang kantor hingga akhir tahun akan berada di kisaran 74,5%. Namun demikian, apabila ada tambahan suplai baru ruang perkantoran, tingkat okupansi kemungkinan akan jauh lebih menurun.
“Okupansi karena gedung gedung baru tersebut rata-rata belum ada calon penyewa,” katanya.
Menurutnya, harga sewa ruang perkantoran pada kuartal II/2021 terbilang cukup rendah, yakni Rp344.500 per meter persegi. Nilai itu mengalami penurunan 0,9 persen dari kuartal sebelumnya, dan diperkirakan akan terus sama sampai akhir tahun depan.
“Harga sewa saat ini sangat rendah. Kalaupun ada perbedaaan, mungkin penurunan 0,5 persen sampai dengan 2 persen saja di akhir tahun. Ini karena harga rental sekarang sudah rendah sekali,” tutur Darsono.