Bisnis.com, JAKARTA — Industri akuakultur dinilai masih memiliki sejumlah tantangan di Indonesia, di antaranya permasalahan efisiensi pakan serta akses terhadap permodalan dan pasar.
Berbagai kondisi yang kurang menguntungkan itu pun diklaim telah mengurangi minat pengusaha untuk terlibat di sektor ini, khususnya generasi muda.
Chief of Staff dan Co-Founder eFishery Chrisna Aditya mengatakan atas kondisi tersebut eFishery Academy memiliki tujuan untuk menggandeng anak muda secara aktif terlibat dalam industri akuakultur.
Pasalnya, Indonesia saat ini merupakan produsen akuakultur terbesar kedua di dunia setelah China, dan Indonesia saat ini memiliki salah satu populasi pemuda terbesar di dunia, sekitar 26 persen dari total 260 juta penduduknya, kurang lebih 68 juta jiwa.
Adapun laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan, di mana pertumbuhannya hanya 3 persen dibandingkan dengan akuakultur yang tumbuh 21 persen selama enam tahun terakhir.
"Kegiatan eFishery Academy akan bekerjasama dengan sejumlah kampus seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Brawijaya. Kami ingin mengajak seluruh pihak untuk turut serta membangun ekosistem akuakultur yang berkelanjutan untuk itu penting mengikutsertakan pelajar, ilmuwan, dan semua yang memiliki pengalaman dan ketertarikan di bidang akuakultur," katanya melalui siaran pers, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga
Chrisna menjelaskan, ada tiga program yang ditawarkan eFishery Academy. Pertama Aqua-Scientist yang berlangsung selama 2-4 minggu.
Di sini peserta eFishery Academy yang disebut dengan eFishery Squad akan belajar lebih banyak mengenai metode penelitian dan melakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan untuk memajukan industri akuakultur.
Kedua, program Aqua-Troops dengan durasi 3-6 bulan, dimana para Squad terlibat secara aktif dalam keseharian operasional bisnis eFishery dan mengerjakan proyek akhir yang mampu menghadirkan inovasi untuk mendorong kemajuan sektor akuakultur.
Ketiga, Aqua-Preneur yaknu program selama 6-12 bulan, Squad akan terlibat secara langsung dalam keseharian pembudidaya dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk mengurangi atau mengeliminasi permasalahan yang dihadapi pembudidaya di lapangan.
Chrisna mengungkapkan eFishery Squad akan menerima pelatihan serta pendampingan dari mentor yang merupakan para ahli di bidangnya. Setelah menyelesaikan sesi pelatihan, para Squad akan ditempatkan di lokasi yang telah ditentukan untuk jangka waktu tertentu dan diberikan tugas atau proyek yang harus diselesaikan.
Setelah proyek selesai, para Squad akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan proyek mereka. Di akhir program, mereka akan dievaluasi dan menerima sertifikat sebagai bukti telah mengikuti seluruh proses.
"Prospek industri ini semakin cerah karena potensinya sangat besar. Untuk itulah program eFishery Academy merupakan kesempatan emas. Melahirkan para calon entrepreneur, menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Chrisna.
Dia menambahkan eFishery Academy juga memiliki tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan adopsi teknologi bagi pembudidaya ikan, menciptakan lapangan pekerjaan, mendukung ketahanan pangan dan memperbaiki gizi di Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan.