Bisnis.com, JAKARTA — Produsen sepeda menyebut tahun ini penyerapan sepeda akan sangat jatuh jika dibandingkan dengan periode tahun lalu yang meningkat pesat.
Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono pun sepakat jika penjualan bisa mencapai angka 50 persen saja dari tahun lalu maka kinerja masih terbilang baik.
Tahun lalu, asosiasi mencatat penjualan sudah menembus dua kali lipat dari 2019, jika digabung dengan sepeda impor penjualan pada 2020 berkisar 8 juta dengan porsi penjualan sepeda lokalnya sekitar 4 jutaan.
"Jadi kami tinggal nunggu momentum akhir tahun ini semoga banyak lagi yang membeli sepeda. Sebenarnya biasa dalam bisnis sepeda naik turun, tetapi tahun ini rasanya berbeda karena tahun lalu merasakan penjualan yang tinggi," katanya kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).
Rudiyono menyebut dengan kondisi saat ini, sulit baginya menghitung angka utilisasi industri secara nasional. Pasalnya, pendorong utilisasi adalah permintaan konsumen, di mana saat ini terbilang rendah.
Sementara itu secara kapasitas produksi dalam negeri berkisar 4-5 juta pertahun dalam satu shift.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufik Bawazier pernah mengatakan pihaknya akan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar sepeda lokal. Pada tahun ini Taufik setidaknya telah menyiapkan dua strategi.
Pertama, mendorong adanya industri komponen sepeda di dalam negeri. Taufik berujar pihaknya dalam waktu dekat akan berusaha mensubtitusi beberapa komponen sepeda yang diimpor, seperti rantai, gigi, stang, handlebar, saddle, ban, peralatan rem, dan komponen wheel.
Kedua, Kemenperin akan meningkatkan kapasitas produksi industri sepeda nasional. Taufiek mencatat tahun ini kapasitas produksi industri sepeda nasional baru mencapai 4 juta unit per tahun.
"[Industri sepeda] yang eksisting kami dorong tambah kapasitas. [Selain itu,] pabrikan sepeda eksisting juga kami dorong untuk membuat komponen lokal," katanya.