Bisnis.com, JAKARTA — Industri makanan dan minuman optimistis kinerja akan lebih baik pada tahun depan seiring pemulihan ekonomi secara nasional.
Meski belum mematok angka pertumbuhan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan proyeksi optimistis akan menjadi skenario tahun depan. Apalagi saat ini pemerintah perlahan mulai menerapkan kebijakan pelonggaran.
"Semoga bisa lebih pulih karena kemarin kami juga cukup merasa tertekan ketika pembatasan. Namun, secara keseluruhan harusnya tahun depan lebih bagus karena berkaca dari tahun ini yang juga sudah lebih baik," katanya kepada Bisnis, Rabu (25/8/2021).
Adhi pun menyebut sampai akhir tahun industri makanan dan minuman masih memproyeksi akan tetap mencapai target seperti yang sudah dicanangkan awal tahun yakni sekitar 5–7 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor makanan dan minuman pada kuartal II/2021 sebesar 2,9 persen secara tahunan.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat sebelumnya mengatakan perolehan kinerja tersebut sudah sangat baik dan tidak terbilang kecil.
Pasalnya, pada tahun lalu di periode yang sama banyak sektor yang mengalami kontraksi sangat dalam. Sementara makanan dan minuman masih berhasil tumbuh 0,22 persen.
"Jadi berangkatnya sudah dari base yang berbeda, yang sekarang naik dua digit mungkin dulu minus sangat dalam. Artinya, mamin tetap berada di tren pemulihannya meski saat ini dengan tantangan-tantangan lain," katanya.
Rachmat menyebut untuk sektor AMDK saat ini kondisinya belum banyak berubah. Di mana penurunan produksi harus terjadi pada kemasan kecil akibat PPKM level 3 dan 4, sedangkan galon masih berjalan normal sesuai permintaan.
Saat ini, industri mamin pun hanya berharap pada pendorong kuartal IV/2021 yakni Natal dan Tahun Baru dengan kunci pengendalian pandemi gelombang ini selesai pada kuartal III/2021.