Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,70 miliar pada Juli 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan ekspor pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar 4,53 persen secara bulanan (month-to-month).
“Menurunnya ekspor dibanding Juni 2021 disebabkan karena menurunnya ekspor migas sebesar 19,55 persen mtm, sementara ekspor nonmigas turun 3,46 persen mtm,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8/2021).
Sementara secara tahunan, Margo mengatakan kinerja ekspor masih mengalami peningkatan sebesar 29,32 persen (year-on-year/yoy).
Namun, capaian tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor pada Juni 2021 yang tercatat mencapai 54,46 persen yoy.
“Jika dilihat berdasarkan sektornya, ekspor migas meningkat 50,08 persen, sementara nonmigas meningkat 28,26 persen,” jelasnya.
Baca Juga
Margo menjelaskan, perkembangan ekspor tersebut diidorong oleh meningkatnya sejumlah harga komoditas, misalnya harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia atau ICP naik jadi US$72,17 per barel pada Juli 2021.
Harga ICP ini meningkat sebesar 2,76 persen mtm, sementara secara tahunan naik cukup tajam sebesar 77,58 persen yoy.
“Kemudian, komditas nonmigas yang mengalami peningkatan cukup besar, di antaranya batubara, minyak kelapa sawit, dan timah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Margo berargumen penurunan ekspor dikarenakan pola musiman, karena bulan Juni biasanya ekspor meningkat tajam dari efek Lebaran di bulan sebelumnya, kemudian kembali normal pada Juli 2021.
"Kinerja ekspor selama tahun 2021 cukup baik dibandingkan 2020 dan 2019. Harapan kita semua tren ini tetap terjaga pada bulan-bulan selanjutnya," paparnya.