Bisnis.com, JAKARTA – Konstruksi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda kini telah usai dan tersambung secara utuh. Pendapatan badan usaha jalan tol (BUJT) yang mengelola ruas itu diperkirakan meningkat signifikan.
BUJT yang dimaksud adalah PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) yang merupakan anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR). Adapun, peningkatan pendapatan yang dimaksud akan terjadi jika kondisi perekonomian di daerah tersebut normal.
“Dua gerbang tol yang terkoneksi langsung dengan lokasi strategis di Balikpapan akan semakin mempermudah masyarakat dalam mengakses Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Kami optimistis, jika sudah beroperasi penuh dan dalam kondisi normal, kami menargetkan adanya peningkatan pendapatan tol hingga 60 persen,” kata Direktur Utama PT JBS Jinto Sirait dalam siaran pers, Selasa (17/8/2021).
Kedua gerbang tol (GT) yang dimaksud adalah GT anggar dan GT Karang Joang. Kedua GT tersebut terhubung dengan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan dan Akses Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau.
Dengan demikian, Jinto berujar beroperasinya Tol Balikpapan-Samarinda secara utuh akan semakin mempercepat arus pergerakan barang dan orang di wilayah Kalimantan Timur. Dengan kata lain, volume lalu lintas (VLL) pada tol tersebut akan melonjak dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan perseroan.
Sebelumnya, Direktur Keuangan JBS Hendra Gunawan mengatakan peningkatan VLL tersebut akan berdampak positif pada tingkat internal rate of return (IRR) Tol Balikpapan-Samarinda. Sejauh ini, menurutnya, tingkat kelayakan ruas tersebut masih berpegang padan rencana bisnis existing.
Baca Juga
Seperti diketahui, seluruh konstruksi konstruksi Tol Balikpapan–Samarinda sepanjang 33 kilometer telah rampung per Juli 2021. Adapun, JBS kini baru mengoperasikan ruas Samboja–Muara Jawa (30,98 kilometer), Muara Jawa–Palaran (17,5 kilometer), dan Palaran–Samarinda (17,95 kilometer).
"Dengan beroperasinya seksi 1 dan 5 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, jalan tol akan tersambung secara penuh dari Balikpapan sampai Samarinda dan akan berdampak pada peningkatan VLL jalan tol," katanya kepada Bisnis.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), perkembangan konstruksi tol pada awal Agustus 2021 telah mencapai 99,65 persen. Selain itu, proses pembebasan lahan berada di posisi 99,95 persen.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan tahap akhir penyelesaian yang dimaksud adalah tahap akhir pembebasan lahan di seksi 1 dan seksi 5. Oleh karena itu, lanjutnya, peresmian ruas tersebut masih bersifat situasional menunggu arahan Kepala Negara dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Secara rinci, seksi 1 yang dimaksud adalah Kilometer 13-Samboja sepanjang 22,02 kilometer, sedangkan seksi 5 yang dimaksud adalah Sepingan-Kilometer 13 sepanjang 11,5 kilometer. Sumber pendanaan untuk konstruksi seksi 1 berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara itu sumber dana konstruksi seksi 5 adalah gabungan dari anggaran negara dan pinjaman dari China.
Secara total, investasi yang diserap oleh jalan bebas hambatan tersebut mencapai Rp11,89 triliun. Selain itu, JBS akan memiliki konsesi tol tersebut selama 45 tahun hingga kuartal III/2061.
Danang mengatakan Tol Balikpapan-Samarinda merupakan konektivitas pendukung Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dengan berbagai pusat bisnis lain, seperti Balikpapan Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Bontang. Di samping itu, ujarnya, tol tersebut menjadi salah satu infrastruktur pendukung menuju Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Samarinda.
Danang mencatat tol tersebut dapat memangkas waktu perjalanan Balikpapan ke Samarinda dari 3-4 jam menjadi 1,5-2 jam. Tol tersebut dirancang memiliki tiga lajur per jalur dengan kecepatan rata-rata sekitar 80 kilometer per jam.
Walaupun belum memiliki surat keputusan resmi, tarif tol tersebut direncakan sekitar Rp1.290 per kilometer. Dengan kata lain, total tarif yang dibutuhkan untuk menyusuri seluruh jalan tol tersebut mencapai Rp126.407.