Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa kondisi perekonomian global diperkirakan relatif lebih baik tahun depan.
“Meskipun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 diperkirakan masih berada pada tingkat yang relatif tinggi, yakni 4,4 persen,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/8/2021).
Amalia menjelaskan bahwa peningkatan harga komoditas internasional yang dipicu pulihnya permintaan dunia juga akan berkontribusi pada tingginya pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Harga komoditas yang tinggi, tambahnya, mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dari sisi ekspor, tetapi juga konsumsi dan investasi.
“Sehingga tahun 2022 merupakan tahun kunci dalam mengejar pencapaian target pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang. Karena tahun 2022 menjadi titik awal pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dan peningkatan daya saing perekonomian yang terkoreksi akibat Covid-19,” jelasnya.
Untuk mengejarnya, Amalia menuturkan bahwa tema pembangungan rencana kerja pemerintah (RKP) tahun depan adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.
Baca Juga
“Artinya, tahun 2022 menjadi titik penting untuk Indonesia bangkit setelah Covid-19. Dengan catatan, penanganan Covid-19 harus terus masif dan serius di tahun ini. Tetap waspada dan bersiap2 atas kemungkinan munculnya varian baru,” ucapnya.