Bisnis.com, JAKARTA — Otomotif menjadi penyokong pertumbuhan sektor manufaktur pada kuartal II/2021. Kendati demikian industri ini masih memiliki tantangan utama dalam hal rantai pasokan menurut Toyota, selaku penguasa pasar mobil di Indonesia.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa sekitar 70 persen bisnis otomotif Tanah Air adalah berbicara soal rantai produksi. Oleh karena itu memperkuat rantai pasokan tier 1, 2, dan 3 menjadi sangat penting.
"Karena ini [memperkuat rantai pasokan] akan meningkatakan kapabilitas dan TKDN selanjutnya trade balance," kata Warih dalam acara peringatan 3 tahun berdirinya Indonesia Japan Business Networking (IJB Net), Selasa (10/8/2021).
Kemudian dalam upaya memperkuat rantai pasokan tersebut, industri otomotif juga ditantang untuk meningkatkan ekspor. Pabrikan kendaraan bermotor Tanah Air sudah seharusnya menjadi bagian dari perdagangan dunia.
"Jadi bisnis domestik harus kuat untuk meningkatkan volume ekspor agar memperkuat rantai pasok," katanya.
Tantangan selanjutnya adalah mengenai sumber daya manusia (SDM). Menurut Warih, saat ini industri tengah bergeser menuju penggunaan teknologi digital secara masif.
Dengan demikian dalam kegiatan operasional akan banyak mengimplementasikan internet of things (IoT). "Human resoursce sekarang harus shifting ke digital," katanya.
Adapun berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), volume produksi kendaraan bermotor roda empat dan lebih sepanjang semester I/2021 sebanyak 515.583 unit atau naik 39,5 persen secara tahunan.
Apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19, produksi mobil telah mencapai 87 persen. Pada Semester I/2019, Gaikindo mencatat pabrikan mobil menghasilkan 592.396 unit.
Sementara itu, ekspor mobil utuh (CBU) pada paruh pertama 2021 tercatat sebanyak 146.985 unit atau tumbuh 39,7 persen. Pada periode yang sama, pengapalan komponen tumbuh jauh lebih tinggi, atau 76,5 persen secara tahunan menjadi 19,22 juta unit.