Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Masih Berlangsung, Ini Cara Pemerintah Dukung UMKM Bertahan

Pemerintah terus mendorong UMKM agar mengoptimalkan penjualan produknya di marketplace secara daring.
Salah satu koperasi di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, menjual aneka produk UMKM./Antara-Ruth Intan Sozometa Kanafi
Salah satu koperasi di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, menjual aneka produk UMKM./Antara-Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memaparkan sejumlah upaya yang diperlukan untuk mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar tetap bisa bertahan di tengah pembatasan aktivitas selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPM) Darurat yang berlangsung.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan saat ini pemerintah terus mendorong UMKM agar mengoptimalkan penjualan produknya di marketplace secara daring.

Teten menyebutkan hingga kini ada tiga kelompok besar sektor yang masih potensial dan dominan. Diantaranya yakni makanan dan minuman, healthcare .

Kemudian, lanjutnya, dia juga sedang mencoba mengurangi penjualan produk impor. Terkait hal ini, Teten menjelaskan telah membuat kesepakatan dengan platform digital seperti Lazada dan Shopee agar tidak menjual barang impor.

“Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo juga agar menjajaki dengan pemerintah daerah supaya bisa usaha kecil dengan permintaan yang masih ada supaya diberikan kelonggaran usaha dengan protokol kesehatan yang prima,” katanya dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II/2021, Kamis (5/8/2021).

Teten juga meilhat masih besarnya potensi ekspor UMKM baik dari sisi pasar dan tingkat permintaan. Hanya saja, sebutnya, memang persoalannya masih terkendala dengan rantai pasok. Oleh karena itu, pendekatan secara personal akan dilakukan supaya kendala ini segera dapat teratasi.

Sebelumnya, Teten juga mengklaim adanya pemulihan ekonomi yang lebih baik pada kuartal II/2021 dengan dua indikator utama kinerja sektor UKM.

Indikator pertama, paparnya, tampak dari penyaluran kredit perbankan untuk UMKM per Mei 2021 yang sudah mencapai Rp1.024 triliun. Dengan demikian penyerapannya sudah mencapai 20 persen dari total pembiayaan Rp5.576 triliun.

Menurutnya, jika penyerapan pembiayaan perbankan sudah mencapai 20 persen, merujuk kepada kondisi yang hampir normal mendekati sebelum pandemi. Indikator lainnya, sambung Teten, adalah dari hasil survei dan riset yang dilakukan secara mandiri pada kuartal II/2021.

Hasil riset tersebut menunjukkan mayoritas atau 85 persen UMKM menyatakan bisnisnya sudah kembali normal. Bahkan, 22 persen UMKM yang sebelumnya berhenti, sudah kembali beroperasi.

“Saya kira dari dua data di atas ini memang menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup pada kuartal II/2021,” katanya.

Selain dua indikator tersebut, dia juga menyebutkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga mengalami perbaikan penyerapan yang saat ini mencapai 58,09 persen dari total senilai Rp253 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper