Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan Agustus 2021 Tembus US$130,99, Rekor dalam 1 Dekade Terakhir

Tingginya HBA Agustus dipengaruhi oleh terkereknya harga batu bara global akibat meningkatnya permintaan batu bara di China.
Calon emiten tambang batu bara PT Prima Andalan Mandiri Tbk. akan go public dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Calon emiten tambang batu bara PT Prima Andalan Mandiri Tbk. akan go public dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) kembali mencetak rekor baru, yakni menembus angka US$130,99 per ton pada Agustus 2021. Angka ini merupakan angka tertinggi dalam lebih dari 1 dekade terakhir.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, tingginya HBA Agustus dipengaruhi oleh terkereknya harga batu bara global akibat meningkatnya permintaan batu bara di China.

"Melambungnya harga batu bara dunia dipengaruhi musim penghujan yang ekstrem di China yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara di negara tersebut, sementara kebutuhan batu bara meningkat untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik negara tersebut," ujar Agung melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/8/2021).

Dia menambahkan, menguatnya harga juga didorong meningkatnya permintaan batu bara dari Jepang dan Korea Selatan yang menjadi faktor naiknya harga batu bara global.

Sebelumnya, rekor HBA tertinggi dicatatkan pada Februari 2011 yang mencapai US$127,05 per ton.

Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$115,35 per ton di Juli 2021. Ternyata, kenaikan tersebut terus konsisten hingga Agustus 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.

HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan ash 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain, seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sedangkan untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA Agustus ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper