Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ekonom CORE Prediksi IHK Juli 2021 Diwarnai Deflasi -0,01 Persen

Inflasi dipengaruhi pembatasan yang mengurangi aktivitas masyarakat di luar ruangan. Tidak hanya itu, sebagian besar kantor memberlakukan kembali kebijakan WFH guna mengurangi penyebaran virus dan menekan angka positivity-rate.
Dany Saputra
Dany Saputra - Bisnis.com 01 Agustus 2021  |  17:32 WIB
Ekonom CORE Prediksi IHK Juli 2021 Diwarnai Deflasi -0,01 Persen
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan adanya deflasi tipis pada Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2021. Deflasi diperkirakan sebesar -0,01 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm).

“Juli 2021 diproyeksi mengalami deflasi sebesar -0.01 persen mtm. Terjadi kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran walaupun peningkatan ini tidak terlalu signifikan,” jelas Yusuf kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).

Menurut Yusuf, hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya kasus Covid-19 yang terjadi sejak akhir Mei hingga Juli 2021.

Dia merincikan kelompok yang mengalami peningkatan cukup signifikan adalah kelompok kesehatan seperti obat dan peralatan medis seiring terjadinya lonjakan kasus, serta makanan, minuman dan tembakau .

Untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau, kontribusi terhadap inflasi meliputi cabai rawit sebesar 0,05 persen, dan bawang merah sebesar 0.03 persen. “Selain itu, terjadi peningkatan harga rokok kretek pada bulan Juli,” imbuh Yusuf.

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar -0,011 persen dan telur ayam ras sebesar 0.03 persen.

Di sisi lain, penurunan pada kelompok transportasi, rekreasi, olahraga, budaya, serta penyediaan makanan dan minuman atau restoran disebabkan karena adanya PPKM level 4 di Jawa, Bali, dan beberapa daerah lainnya.

Yusuf menyebut penurunan dipengaruhi oleh pembatasan yang mengurangi aktivitas masyarakat di luar ruangan. Tidak hanya itu, sebagian besar kantor memberlakukan kembali kebijakan WFH guna mengurangi penyebaran virus dan menekan angka positivity-rate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Inflasi deflasi cabai rawit ihk
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top