Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Korea Selatan berkembang pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan, karena investasi yang lebih lemah dan ekspor menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Hal itu menunjukkan beberapa kerentanan bahkan sebelum gelombang terburuk virus Corona melanda negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Dilansir Bloomberg, Selasa (27/7/2021), Bank of Korea mengatakan produk domestik bruto naik 0,7 persen selama periode April-Juni dari kuartal sebelumnya, di bawah konsensus ekonom untuk kenaikan 0,8 persen. Perekonomian masih tumbuh 5,9 persen dari level terendah tahun sebelumnya.
Perlambatan ini sangat mengkhawatirkan mengingat lonjakan baru kasus virus di negara itu sejak Juli.
Infeksi harian yang jauh melebihi 1.000 kasus telah memaksa pemerintah untuk menempatkan setengah populasi di bawah semi-lockdown, sementara kekurangan vaksin menunda upaya penyuntikkan.
Pada pertemuan kebijakan awal bulan ini, bank sentral mengatakan masih memperkirakan ekonomi akan tumbuh 4 persen tahun ini karena risiko baru dari virus diimbangi oleh ekspor yang tangguh dan lebih banyak pengeluaran pemerintah.
Baca Juga
Hasil PDB yang mengecewakan membuat kecil kemungkinan pertumbuhan 2021 akan memenuhi proyeksi BOK, yang dapat mendorong kembali waktu kenaikan suku bunga yang sedang dipertimbangkan Gubernur Lee Ju-yeol.
Dari kuartal sebelumnya, konsumsi swasta melonjak 3,5 persen, pertumbuhan tercepat sejak 2009. Belanja pemerintah juga meningkat 3,9 persen, kenaikan terbesar sejak 1987.
Ekspor yang disesuaikan dengan perubahan harga turun 2 persen, sementara impor tumbuh 2,8 persen. Adapun investasi dalam fasilitas naik tipis hanya 0,6 persen, setelah kecepatan 6,1 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Investasi konstruksi mengalami kontraksi 2,5 persen sementara manufaktur turun 1,2 persen dari kuartal sebelumnya.
Sementara itu, parlemen menyetujui anggaran tambahan 34,9 triliun won (US$30 miliar) minggu lalu, yang mencakup pemberian kepada sebagian besar rumah tangga. Menurut perkiraan Citigroup, ini akan menambah 0,17 poin persentase ke pertumbuhan PDB 2021.
Bank sentral mengatakan stimulus fiskal harus menahan pukulan ekonomi dari pembatasan virus. Stimulus juga harus membantu rumah tangga dan bisnis yang rentan, karena BOK berencana untuk menormalkan kebijakan untuk mengekang risiko keuangan.
Gubernur Lee mengatakan bank sentral akan mulai membahas normalisasi pada pertemuan berikutnya pada Agustus, meskipun waktu kenaikan suku bunga akan bergantung pada situasi virus.
Agar Korea Selatan dapat meratakan kurva virus dan mencapai tujuan pemerintah, kekebalan kelompok harus terpenuhi pada bulan November, kecepatan vaksinasi perlu meningkat secara signifikan. Sekitar sepertiga dari populasi telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin sejauh ini.