Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Melambat, Utilisasi Semen Membaik

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat volume ekspor semen nasional per Juni 2021 tumbuh 97,7 persen menjadi 1,03 juta ton. Adapun, total ekspor selama paruh pertama 2021 menjadi 6,73 juta ton atau tumbuh 80 persen dari paruh pertama 2020.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah 5 bulan berturut-turut tumbuh di atas 100 persen, kinerja ekspor semen nasional per Juni 2021 melambat ke kisaran 90 persen. Hal tersebut diduga terjadi karena masalah cuaca dan lalu lintas di pelabuhan.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat volume ekspor semen nasional per Juni 2021 tumbuh 97,7 persen menjadi 1,03 juta ton. Adapun, total ekspor selama paruh pertama 2021 menjadi 6,73 juta ton atau tumbuh 80 persen dari paruh pertama 2020.

“Ekspor klinker sedikit menurun karena terjadi hambatan pembongkaran muatan di daerah tujuan. [Selain itu,] karena banyaknya kapal ekspor komoditas lainnya,” ucap Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (19/7/2021).

Walaupun melambat, kata Widodo, kinerja ekspor tetap mengungkit performa produksi semen secara keseluruhan lebih baik dari 2019. Pasalnya, total konsumsi domestik dan ekspor membuat total produksi semen semester I/2021 menjadi 35,73 juta ton, atau naik 16 persen dari realisasi semester I/2020.

Seluruh wilayah di dalam negeri mengalami konsumsi semen yang positif. Dengan kata lain, konsumsi semen pada wilayah Bali dan Nusa Tenggara baru di zona hijau setelah 5 bulan berturut-turut susut.

Widodo mencatat, konsumsi semen di Bali dan Nusa Tenggara naik 7,9 persen secara tahunan per Juni 2021 menjadi 325.000 ton. Selain itu, konsumsi di Sulawesi mencatatkan pertumbuhan secara persentase tertinggi, atau mencapai 61 persen menjadi 540.440 ton.

Di samping itu, konsumsi di wilayah Maluku dan Papua naik 26,5 persen menjadi 185.000 ton. Kemudian konsumsi di Jawa naik 9,5 persen menjadi 2,96 juta ton, sedangkan di Sumatra tumbuh 10,5 persen ke kisaran 1,17 juta ton.

“Semua [wilayah] menunjukkan [konsumsi] positif dibandingkan dengan Juni tahun lalu. Bahkan Bali dan Nusa Tenggara juga sudah mulai naik karena kegiatan pariwisata. Semua ini karena Juni [2021] Covid-19 sudah jauh berkurang dan anggaran pemerintah sudah mulai turun,” ucapnya.

Di sisi lain, Widodo mengatakan bahwa utilisasi industri semen nasional pun terbantu dengan adanya kinerja ekspor ke level 61 persen. Menurutnya, utilisasi pabrikan hanya bisa di kisaran 51 persen jika kinerja ekspor tidak ada sama sekali.

“Semoga sisa 6 bulan konsumsi semen dan linker bisa terus meningkat baik domestik dan ekspor, sehingga performa industri semen bisa pulih seperti sebelum pandemi Covid-19,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper