Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Sapi yang Stabil Tak Diikuti Daya Beli

Penurunan permintaan diperkirakan bisa lebih besar dari 10 persen sebagaimana sempat diramal pemerintah. Hal ini terlihat dari stok di pedagang yang masih cukup besar meski perayaan Iduladha makin dekat.
Panitia memotong daging hewan kurban di Masjid Darul Muttakin Minasaupa Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (1/9). Umat muslim melakukan penyembelihan hewan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan membunuh keserakahan dan hawa nafsu. ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Panitia memotong daging hewan kurban di Masjid Darul Muttakin Minasaupa Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (1/9). Umat muslim melakukan penyembelihan hewan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan membunuh keserakahan dan hawa nafsu. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar sapi potong yang sepi jelang Iduladha terlihat dari pergerakan harga daging sapi. 

Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebutkan harga daging sapi cenderung stabil di kisaran Rp 118.500–118.700 per kilogram (kg) akibat daya beli masyarakat yang menurun. 

“Sayangnya kestabilan harga ini tidak diikuti dengan daya beli masyarakat. Daya beli cenderung menurun akibat terdampak pandemi Covid-19. Mereka yang tergolong prasejahtera tetap tidak bisa mengakses daging sapi walaupun harganya stabil karena berkurangnya pendapatan. Penurunan daya beli masyarakat juga mempengaruhi jumlah sapi yang dibeli untuk kurban,” kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Setiawan, Jumat (16/7/2021).

Indra mengatakan harga daging sapi yang stabil dipengaruhi realisasi impor daging jenis lembu pada Januari dan Februari 2021 yang mencapai 84.142 ton. Kenaikan permintaan pada momen Ramadan dan Idulftiri berhasil diantisipasi dan berlanjut sampai Iduladha.

Meski demikian, Indra menilai harga jual daging lembu sejatinya masih bisa ditekan jika persoalan rantai distribusi yang panjang bisa diatasi. Dia mengatakan bahwa sapi bakalan impor yang digemukkan di Tanah Air harus melalui proses yang panjang sebelum dijual di pasar tradisional atau pasar modern.

“Daging sapi yang dihasilkan tidak dijual langsung kepada pedagang eceran di pasar tradisional maupun supermarket, tetapi terlebih dahulu melalui pedagang grosir besar di pasar atau tengkulak yang membantu RPH [rumah potong hewan] untuk mendapatkan pembeli, kemudian ke pedagang grosir skala kecil sebelum sampai ke tangan pedagang eceran,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengatakan penurunan permintaan bisa lebih besar dari 10 persen sebagaimana sempat diramal pemerintah. Hal ini setidaknya terlihat dari stok di pedagang yang masih cukup besar meski perayaan Iduladha makin dekat.

“Saat injury time ini kami harap-harap cemas. Di kota-kota besar saya mendapat laporan pasokan masih besar meski stok sudah dikurangi. Dari yang awalnya 300 ekor sapi, kini dikurangi jadi 200 ekor, tetapi masih ada yang separuhnya belum terjual,” kata Nanang, Jumat (16/7/2021).

Nanang mengatakan hal ini tidak terlepas dari melemahnya daya beli masyarakat dan terhambatnya mobilitas selama PPKM Darurat. Omzet penjualan hewan kurban diperkirakan bisa terkoreksi sampai 60 persen sebagai imbas dari permintaan yang turun serta margin keuntungan yang berkurang.

Nanang mengatakan harga sapi lokal cenderung bergerak naik sejak akhir tahun lalu sebagai imbas dari tingginya harga sapi eks-impor. Dia mengatakan harga tinggi sapi bakalan asal Australia membuat pelaku usaha enggan mendatangkan hewan ternak tersebut untuk digemukkan. Akibatnya, permintaan sapi lokal meningkat dan berpengaruh pada populasi.

Adapun menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), harga daging sapi paha belakang per 15 Juli berada di level Rp126.300 per kg. Harga tersebut naik 0,72 persen dibandingkan harga per 15 Juni yang berkisar Rp125.400 per kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper