Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Nol Kelaparan Dunia Pada 2030 akan Meleset Jauh

Lporan gabungan sejumlah badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai ketahanan pangan dan nutrisi, memprediksi bahwa target nol kelaparan pada 2030 kemungkinan akan meleset jauh.
Pasar tradisional di Abuja, Nigeria/ Bloomberg
Pasar tradisional di Abuja, Nigeria/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kelaparan dunia memburuk secara dramatis selama pandemi Covid-19. Laporan gabungan sejumlah badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai ketahanan pangan dan nutrisi, memprediksi bahwa target nol kelaparan pada 2030 kemungkinan akan meleset jauh.

Tahun lalu, angka kelaparan melonjak baik secara absolut maupun proporsional, melampaui pertumbuhan populasi. Sekitar 9,9 persen dari total populasi dunia diperkirakan mengalami kekurangan gizi tahun lalu, naik dari 8,4 persen pada 2019.

Secara keseluruhan, lebih dari 2,3 miliar orang atau 30 persen dari populasi global sepanjang tahun lalu tidak memiliki akses terhadap makanan yang memadai. Indikator prevalensi kerawanan pangan tahunan melonjak sebanyak angka gabungan lima tahun sebelumnya.

Laporan bertajuk "The State of Food Security and Nutrition in the World" itu memperkirakan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) poin 2 tentang nol kelaparan pada 2030 tidak akan tercapai. Sebaliknya, target itu akan meleset dengan selisih hampir 660 juta kelaparan, dengan sekitar 30 juta dari jumlah itu akan mengalami efek jangka panjang pandemi.

“Sayangnya, pandemi terus mengekspos kelemahan dalam sistem pangan kita, yang mengancam kehidupan dan penghidupan orang-orang di seluruh dunia," tulis kepala lima badan PBB dalam kata pengantar laporan itu, dikutip Rabu (14/7/2021).

Mereka terus memperingatkan akan titik kritis, bahkan saat menaruh harapan baru pada momentum diplomatik yang meningkat. Para pemimpin lembaga mengatakan tahun ini menawarkan kesempatan unik untuk memajukan ketahanan pangan dan nutrisi melalui transformasi sistem pangan dengan KTT Sistem Pangan PBB mendatang, KTT Nutrisi untuk Pertumbuhan dan COP26 tentang perubahan iklim.

Lebih dari setengah dari total penduduk dunia yang kekurangan gizi (418 juta) berada di Asia dan sepertiganya (282 juta) di Afrika, dan sebanyak 60 juta di Amerika Latin dan Karibia.

Namun, peningkatan kelaparan paling tajam terjadi di Afrika, di mana perkiraan prevalensi kekurangan gizi, pada 21 persen dari populasi, lebih dari dua kali lipat dari wilayah lain mana pun.

Sementara itu, malnutrisi pada anak-anak juga tetap tinggi. Pada 2020, lebih dari 149 juta balita diperkirakan mengalami stunting, lebih dari 45 juta terlalu kurus untuk tinggi badan mereka; dan hampir 39 juta kelebihan berat badan.

"Secara global, terlepas dari kemajuan di beberapa bidang, dunia tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target indikator gizi apa pun pada 2030," tulis laporan itu.

Di banyak bagian dunia, pandemi telah memicu resesi brutal dan membahayakan akses makanan. Namun bahkan sebelum pandemi, kelaparan telah menjangkiti masyarakat, terlebih di negara-negara yang terkena dampak konflik, iklim ekstrem atau penurunan ekonomi lainnya, serta berjuang melawan ketidaksetaraan yang tinggi. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi sebagai pendorong utama kerawanan pangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper