Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah berfokus mengembangkan produk Porang agar terus melaju di pasar Internasional.
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian mencatat pada semester I/2021 ekspor porang Indonesia mencapai angka 14.800 ton. Angka ini naik 160 persen melampaui jumlah ekspor semester I/ 2019 dengan jumlah 5.700 ton.
Negara tujuan utama Porang adalah China, Vietnam, hingga Jepang. Selain di kawasan Asia, Eropa juga menjadi salah satu negara tujuan ekspor porang saat ini.
Adapun biasanya porang yang diekspor dikirim dalam bentuk keripik atau produk setengah jadi yang nantinya di negara penerima akan diolah menjadi bahan dasar sejumlah produk pangan, kosmetik, hingga bahan baku industri lainnya.
Kepala Bidang Industri Agro Dinas Perindustrian Jawa Timur Heri Wiryantono mengatakan sejauh ini pasar terbesar Porang adalah China. Sayangnya, pelaku pengolahan porang yang banyak di Jawa Timur masih kesulitan untuk menembus pasar Negeri Tirai Bambu.
Bahkan tak sedikit pelaku usaha yang melakukan ekspor ke China melalui negara lain seperti Vietnam dan membuat ongkos menjadi lebih mahal.
Baca Juga
Heri menyebut dari evaluasi yang dilakukan, China memang pernah menerima pengalaman buruk terhadap produk umbi dari Indonesia.
"Akhirnya itu jadi reseden tidak bagus yang membuat mereka sedikit menyeleksi setiap produk umbi yang masuk. Namun, itu sudah kemarin sekarang tidak masalah lagi asal label bagus bisa tembus ke China," katanya dalam diskusi virtual, Senin (12/7/2021).
Heri mengatakan saat ini juga telah dirilis Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 30/2021 tentang Pengawasan Peredaran Benih Porang. Dengan regulasi tersebut pemerintah memastikan pelarangan ekspor benih Porang.
Sisi lain, Heri memastikan pemerintah Jawa Timur akan terus memfasilitasi pembudidaya Porang untuk dapat menjual barangnya ke luar negeri. Pasalnya, umbi Porang berhasil menjadi potensi baru di Jawa Timur dan telah memberikan manfaat pada petani.
Dari sisi pemerintah pusat, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan saat ini Porang juga menjadi perhatian utama antar Kementerian di bawah koordinasi Kementerian Perekonomian.
Pemerintah pun tengah merancang strategi agar Porang dari Indonesia lebih mudah masuk ke China. Pasalnya, ada potensi besar yang telah disadari bersama dari produk tersebut.
"Jadi kami sedang susun roadmap untuk Porang ini untuk mendukung pelaku usaha Porang, di mana untuk menjadi tepung Glukomana tidak bisa cepat, butuh masa tanam tiga tahun," ujar Gati.