Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Harap Bersabar! Kelangkaan Kontainer Sulit Diatasi Pemerintah

Selain langka, ketidakseimbangan kegiatan ekspor dan impor dalam masa pandemi ini membawa dampak yang luas.
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA — Kelangkaan kontainer yang menjadi tantangan kegiatan ekspor dan impor saat ini diakui pemerintah akan sulit diatasi.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan pandemi yang menyerang seluruh dunia membuat sejumlah negara menjalankan kebijakan lockdown. Alhasih, hanya komoditas utama, penunjang kesehatan, dan pangan yang masih terus berjalan.

"Lalu China kemarin bangkit duluan, mereka tentunya memiliki prioritas mendistribusikan produknya terlebih dahulu. Untuk itu, jika dari China ke Indonesia kembali ke China lagi mungkin tidak masalah tetapi kalau harus belok sedikit ke Australia akan jadi mahal sekali," katanya dalam diskusi virtual, Senin (12/7/2021).

Alhasil, yang terjadi saat ini permintaan kontainer cukup tinggi tetapi pasokan yang rendah. Selain itu, Gati mengatakan pemain kontainer yang skala Internasional membuat pemerintah tidak mudah mengatur.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) Adhi S. Lukman mengamini hal tersebut. Persoalan kontainer memang jauh dari kewenangan pemerintah.

Faktanya selain langka, ketidakseimbangan kegiatan ekspor dan impor dalam masa pandemi ini membawa dampak yang sudah cukup luas.

"Biaya ke Amerika Serikat dahulu mungkin satu kontainer hanya US$3 tetapi sekarang bisa sampai US$12," ujar Adhi.

Sebelumnya, industri keramik menyatakan mahalnya harga kontainer ekspor membuat sulit mengincar pasar luar negeri. Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan bahwa kinerja ekspor Asaki periode Januari—April 2021 senilai US$19,7 juta, atau hanya naik 1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Padahal, target sampai akhir tahun ini adalah naik 15—20 persen, karena tahun lalu kinerja ekspor bisa bertumbuh hingga 30 persen.

“Industri lain sepertinya juga mengalami hal yang serupa, yaitu kendala utama mahalnya kontainer ekspor atau Ocean Freight, terutama negara tujuan Eropa, USA, dan Timur Tengah,” katanya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper