Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Minyak, KKKS Sebaiknya Fokus Merealisasikan Program Kerja

Program kerja hulu migas tahun ini tidak perlu direvisi, karena sebentar lagi akan dilakukan pembahasan rencana kerja 2022.
Ilustrasi/Ist
Ilustrasi/Ist

Bisnis.com, JAKARTA—Pemenuhan target kinerja hulu minyak dan gas bumi (migas) pada program kerja 2021 dinilai lebih diperlukan dibandingkan dengan merevisinya guna menangkap peluang kenaikan harga minyak dunia.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bahwa program kerja hulu migas tahun ini tidak perlu direvisi, karena sebentar lagi akan dilakukan pembahasan rencana kerja 2022.

“Yang perlu dilakukan adalah optimalisasi apa yang sudah disepakati dalam WP&B [work program and budget] di tengah momentum kenaikan harga minyak dunia saat ini,” katanya kepada Bisnis, Minggu (11/7/2021).

Mamit menjelaskan, target untuk pengeboran baik eksplorasi maupun eksploitasi harus bisa dioptimalisasikan. Di samping itu, kegiatan work over dan well service dalam menjaga produksi lapangan harus terus digenjot.

Dengan meningkatnya harga minyak dunia, maka keekonomian lapangan akan lebih membaik. Untuk itu, kegiatan enhanced oil recovery (EOR) yang sebelumnya terganjal masalah keekonomian lapangan bisa dapat dimulai.

SKK Migas, kata Mamit, harus mendorong dan mengawasi kontraktor kontrak kerja sama dalam menjalankan seluruh komitmen dalam WP&B.

“SKK juga harus memastikan dan menjadi problem solving jika terjadi kendala dalam operasional. Menjaga fasilitas produksi juga harus diutamakan, jangan sampai lifting terganggu karena adanya fasilitas produksi yang shutdown,” ucapnya.

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia Juni 2021 mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat harga minyak Brent naik sebesar US$4,29 per barel, dari US$68,75 per barel menjadi US$73,04 per barel.

Sementara itu, harga minyak WTI naik sebesar US$6,19 per barel, dari US$65,16 per barel menjadi US$71,35 per barel.

Harga minyak mentah Indonesia pada Juni 2021 juga mengalami peningkatkan. Kenaikan terjadi US$4,74 per barel, sehingga menyentuh US$70,23 per barel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper