Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Darurat, Startup Logistik Diperkirakan Tumbuh Hingga 30 Persen

Penutupan mal dan pembatasan ruang gerak yang makin ketat memaksa masyarakat untuk menggunakan layanan logistik.
Suasana Fulfilment Center milik Jet Commerce di Tangerang./Dok. Jet Commerce
Suasana Fulfilment Center milik Jet Commerce di Tangerang./Dok. Jet Commerce

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan (startup) di bidang logistik ditaksir tumbuh positif selama Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat berjalan.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan pemain logistik yang bermain di layanan pesan antar mampu bertumbuh hingga 25–30 persen.

“Ini karena didorong banyak pemesanan makanan, pembelian barang kebutuhan sehari-hari,” ujarnya, Rabu (7/7/2021)

Lebih lanjut, dia menjelaskan penutupan mal dan pembatasan ruang gerak yang makin ketat memaksa masyarakat untuk menggunakan layanan logistik.

Yukki mengatakan setiap pemain saat ini lebih siap untuk beradaptasi selama PPKM Darurat berjalan, yaitu dengan memperhatikan protokol kesehatan dan mendorong vaksinasi kepada mitra kurir dan instrumen pendukung lainnya.

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan kebijakan pembatasan kegiatan ekonomi pada dasarnya membawa angin positif bagi kegiatan yang bersifat daring.

Menurutnya, transaksi dagang-el yang makin meningkat membawa angin segar kepada semua industri yang berkaitan, termasuk bisnis logistik. Maka bisnis logistik pun akan terkerek ketika di masa pembatasan.

“Pertumbuhan bisnis logistik bisa naik 1,5—2 kali lipat. Apalagi, bagi perusahaan startup logistik digital yang berkolaborasi dengan lebih banyak platform dagang-el dan masuk sektor social commerce,” ujarnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat total transaksi uang elektronik telah mencapai Rp201 triliun pada akhir 2020, tumbuh sekitar 38,42 persen dalam satu tahun. Sedangkan,  transaksi uang elektronik pada 2021 diprediksi akan mencapai Rp266 triliun.

Sementara itu, transaksi dagang-el (e-commerce) pada 2020 menembus Rp253 triliun. Angka tersebut naik sebesar 23,11 persen dari posisi akhir 2019 lalu yang mencapai Rp 205,5 triliun.

Menurut proyeksi Bank Indonesia, tren belanja di e-commerce akan makin tinggi pada 2021 dan nilainya ditaksir bisa mencapai Rp337 triliun atau naik 33,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan langkah yang lebih tepat bagi perusahaan rintisan bidang logistik adalah berdiskusi dan mendekat ke program pemerintah pusat dan daerah untuk ikut dalam rencana pemulihan dan bantuan.

Penyebabnya, tergantung akan berapa lama PPKM Darurat dijalankan, hal tersebut juga memberikan kemungkinan penurunan permintaan bagi sektor tersebut sehingga setiap pemain wajib melakukan antisipasi dari pengalaman sebelumnya.

“Ruang gerak semua sektor  termasuk logistik akan terbatasi dengan PPKM Darurat. Secara umum sektor logistik dan juga B2B pada periode PSBB lalu terpengaruh penurunan cukup besar sekitar 20—30 persen,” kata Edward. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper