Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho menilai seluruh pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat agar bahu-membahu mensukseskan PPKM darurat yang sedang berjalan di Jawa dan Bali.
Meski begitu Andry menyebut belum dapat memprediksi dampak yang akan diterima pelaku industri sebagai konsekuensi tindakan rem ini.
"Bagaimana pun gas dan rem tidak bisa dipaksakan berjalan beriring. Bahkan dengan kondisi saat ini rem yang harus diutamakan ketimbang gas. Nantinya jika kebijakan penanganan dan vaksinasi berjalan sukses maka manfaat keekonomian yang akan didapat," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).
Andry pun berharap jika sebaliknya yang terjadi, di mana PPKM darurat harus diperpanjang lebih dari sebulan maka akan menjadi alarm industri pada kuartal III/2021 ini. Dalam skenario terburuk, manufaktur akan kembali kontraksi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan pelaku industri pada dasarnya akan mendukung penuh kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
Meski demikian, Fajar juga berharap kegiatan vaksinasi dapat lebih dipercepat guna mengurangi penyebaran di kawasan industri.
"Sekarang di daerah karyawan [industri petrokimia] yang sudah terpapar 10-20 persenan, kalau naik ke 30-40 persen maka kemungkinan produksi akan melandi. Jadi kami minta bantuan vaksinasi agar segera menjangkau daerah," ujarnya
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat Jawa-Bali 3-20 Juli 2021. Hal ini akan membatasi mobilitas masyarakat, termasuk kegiatan ekonomi.
Berkaca dari kondisi tahun lalu, pembatasan mobilitas yang berkepanjangan membuat perekonomian mengalami kontraksi.
Adapun pemerintah masih optimistis ekonomi pada kuartal II/2021 akan tumbuh pada kisaran 7,1 hingga 7,5 persen meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang tinggi mulai pertengahan Juni 2021.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan ada beberapa sektor yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021.
Beberapa indikator pun menunjukkan terjadi lonjakan aktivitas ekonomi yang tinggi pada periode tersebut, misalnya peningkatan yang terjadi pada indeks penjualan riil, penjualan kendaraan bermotor, dan volume output industri.