Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ketatkan Risiko Utang, Pemerintah Daerah Dorong Obligasi Refinancing

Pemerintah kota dan provinsi di negara itu menjual sekitar 1,9 triliun yuan (US$293 miliar) yang disebut obligasi refinancing dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut data dari Kementerian Keuangan.
Ilustrasi - Polisi mengatur lalu lintas di bawah kabut tebal di seberang Kota Terlarang, Beijing/Antara-M. Irfan Ilmie
Ilustrasi - Polisi mengatur lalu lintas di bawah kabut tebal di seberang Kota Terlarang, Beijing/Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah daerah di China memiliki menggelar dua kali lipat penjualan obligasi untuk memperpanjang utang yang jatuh tempo tahun ini, membantu meringankan risiko pembayaran mereka.

Pemerintah kota dan provinsi di negara itu menjual sekitar 1,9 triliun yuan (US$293 miliar) yang disebut obligasi refinancing dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut data dari Kementerian Keuangan. Angka itu merupakan peningkatan tajam dari sekitar 700 miliar yuan yang terjual pada periode yang sama 2020, dan 660 miliar yuan pada 2019.

Obligasi pembiayaan kembali dijual untuk menggantikan surat berharga yang jatuh tempo, mengurangi tekanan pada otoritas lokal untuk membayar kembali utang.

“Jumlah utang yang jatuh tempo akan terus bertambah, sehingga skala refinancing kemungkinan tidak akan turun. Itulah masalahnya, kecuali pembuat kebijakan serius untuk mengurangi nilai absolut dari utang, yang tidak mungkin,” kata Ding Shuang, kepala ekonom untuk China dan Asia Utara di Standard Chartered Plc di Hong Kong, dilansir Bloomberg, Senin (5/7/2021).

Pada saat yang sama, pemerintah daerah telah memperlambat laju penjualan obligasi khusus yang digunakan untuk membiayai pengeluaran infrastruktur seperti jalan raya dan perumahan, sebagian karena kurangnya proyek berkualitas dan fokus Beijing yang lebih kuat pada pengendalian utang.

Investasi infrastruktur mengalami kontraksi pada Mei dari tahun sebelumnya, dan mungkin terus menurun pada Juni dan Juli karena basis yang lebih tinggi dari tahun lalu, menurut ekonom di China International Capital Corp. Mereka melihat pertumbuhan investasi rebound setelah mencapai sekitar 3,5 persen untuk setahun penuh.

Ekonom yang dikutip China Securities Journal yang dikelola pemerintah mengatakan pengeluaran fiskal dapat meningkat pada paruh kedua tahun ini.

“Seiring dengan pemulihan ekonomi yang semakin solid, pendapatan fiskal secara bertahap akan kembali ke tingkat normal, dan pengeluaran fiskal akan mempertahankan tingkat pertumbuhan yang seharusnya,” kata surat kabar itu mengutip He Daixin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper