Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak Belanda agar memperluas kerja sama perdagangan di sektor minyak nabati dan menekankan pentingnya perdagangan yang adil.
Hal itu disampaikan Menlu Retno saat mengunjungi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Den Haag pada Kamis (1/7/2021).
“Pesan kami mengenai fair treatment untuk sawit sangat dipahami dan kita akan ke depan melakukan kerja sama yang lebih luas dalam konteks vegetable oils dan SDGs,” katanya dalam pernyataan pada Kamis malam.
Hingga saat ini Belanda merupakan salah satu importir terbesar kelapa sawit Indonesia di Uni
Eropa, yakni berkontribusi sebesar 15 persen.
Indonesia-Belanda telah bekerja sama untuk meningkatkan produksi kelapa sawit berkelanjutan sejak 2019-2023 senilai 5 juta euro.
Kedua negara juga menyelenggarakan program produksi kelapa sawit berkelanjutan bagi petani-petani Indonesia di Sumatra dan Kalimantan, termasuk dukungan kepada petani kecil dalam memenuhi sertifikasi ISPO.
Baca Juga
Dalam kunjungannya, Retno juga membahas penyelenggaraan bersama sebuah seminar mengenai minyak nabati dan SDGs 2030 dengan partisipasi dari swasta, institusi akademik, dan lainnya.
Belanda adalah negara tujuan ekspor RI terbesar di Eropa dengan nilai sekitar US$3,2 miliar. Sejak pandemi pada 2020, Belanda menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia di Eropa dengan nilai US$3,1 miliar.
Dalam investasi, pada 2019 Belanda merupakan investor terbesar dari Eropa dengan 1.346 proyek senilai US$2,6 miliar. Dengan demikian, Belanda menjadi investor kedua terbesar setelah Swiss dengan nilai US$1,4 miliar.