Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tetap Buka Kawasan Wisata, Thailand Siap Atasi Peningkatan Infeksi

Phuket, tujuan wisata paling populer di Thailand, akan mulai menerima pengunjung dengan bukti vaksinasi mulai Kamis (1/7/2021). Ekonomi Thailand diketahui sangat bergantung pada pariwisata sehingga menghadapi tekanan yang besar selama pandemi.
Pantai Patong, Phuket/Reuters
Pantai Patong, Phuket/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah gelombang wabah baru di beberapa negara dengan varian delta mendominasi, Thailand memutuskan tidak menutup perbatasannya, terutama di kawasan pariwisata.

Jika terjadi peningkatan infeksi di dalam negeri, pemerintah akan membatasi pergerakan turis asing ke pulau-pulau kecil yang awalnya dibuka untuk pengunjung asing yang divaksinasi.

Sejumlah kawasan wisata itu antara lain Phuket, Samui, dan Phi Phi yang merupakan pulau kecil dan terpisah akan memungkinkan pihak berwenang untuk dengan cepat mengekang pergerakan jika penularan masyarakat meningkat.

"Kami tidak ingin menutup perbatasan kami lagi karena kami butuh waktu lama untuk sampai ke titik pembukaan kembali untuk pelancong asing dan sangat sulit,” kata Menteri Pariwisata dan Olahraga Phiphat Ratchakitprakarn, dilansir Bloomberg, Rabu (30/6/2021).

Phuket, tujuan wisata paling populer di Thailand, akan mulai menerima pengunjung dengan bukti vaksinasi mulai Kamis (1/7/2021). Ekonomi Thailand diketahui sangat bergantung pada pariwisata sehingga menghadapi tekanan yang besar selama pandemi.

Pembukaan kembali terjadi di tengah lonjakan kasus Covid di Bangkok dan provinsi sekitarnya, memicu kekhawatiran masuknya orang asing akan menggagalkan upaya untuk membangun kembali ekonomi negara.

Adapun Pulau Samui di provinsi Surat Thani akan dibuka untuk pengunjung dari luar negeri mulai 15 Juli 2021, diikuti oleh provinsi pantai Krabi dan Phang Nga mulai Agustus menjelang rencana pembukaan kembali nasional pada Oktober, kata Phiphat.

Pengabaian karantina saja tidak mungkin menyebabkan serbuan wisatawan karena calon pengunjung mungkin terhalang oleh persyaratan seperti perlindungan asuransi Covid-19 senilai US$100.000 dan biaya beberapa tes, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper