Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri penyedia alat berat, PT Intraco Penta Tbk. (INTA) menyebut tahun ini permintaan alat berat sudah tumbuh sangat baik jika dibandingkan tahun pertama pandemi 2020 lalu.
Direktur Intraco Penta Eddy Rodianto mengatakan seiring dengan hal itu perseroan mengharapkan program vaksinasi selesai pada tahun ini atau awal tahun depan agar mendukung pemulihan ekonomi.
Eddy merinci per tiga bulan pertama 2021, perseroan sudah mengantongi kenaikan penjualan sebesar 43 persen secara kuartalan dari sektor di luar tambang.
"Memang sektor yang masih baik saat ini datang dari Nikel, Bauksit, dan Emas. Namun, kami juga telah melakukan diversifikasi ke sektor lain seperti konstruksi dan pertanian guna mendukung program pemerintah," katanya dalam jumpa media virtual, Rabu (30/6/2021).
Menurut Eddy program pemerintah yang telah didukung di antaranya Food Estate dan sejumlah program strategis nasional (PSN).
Pada sisi lain, kenaikan harga komoditas juga telah mengungkit pertumbuhan permintaan alat berat perseroan. Meski demikian, Eddy masih mengharapkan kinerja yang baik di tahun depan daripada tahun ini seiring dengan selesainya program vaksinasi.
Adapun pada tahun lalu, perseroan telah memperkuat bisnis alat berat dengan menambah prinsipal LiuGong. LiuGong merupakan prinsipal alat berat asal China, yang mengembangkan produk- produk baru dan teknologi yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang ekstrem dan kompleks.
Eddy menyebut tiga pemain besar industri alat berat Tanah Air mengalami penurunan penjualan sepanjang 2020. Hal ini telah membuka peluang bagi produsen alat berat asal China untuk merebut market share.
"LiuGong mampu bersaing di pasar alat berat Indonesia dengan meraup market share sebesar 4 persen pada 2020 sehingga diharapkan menjadi sinyal baik bagi kinerja alat berat kami," katanya.
Sementara itu, banyak pelaku usaha khawatir mengenai lonjakan Covid-19 yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Buntut dari hal tersebut adalah pemerintah akan memberlakukan PPKM Mikro Darurat atau pengetatan mobilitas guna menekan laju penularan virus Corona.