Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandiaga Uno Ingin Indonesia Jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia

Indonesia diyakini memiliki modal dan segudang potensi untuk mendukung industri fesyen muslim, mulai dari SDM, pasar, hingga fesyen desainer yang berkualitas.
Model mengenakan busana rancangan Silfia Nabila pada pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (1/5/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Model mengenakan busana rancangan Silfia Nabila pada pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (1/5/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap Indonesia bisa menjadi pusat fesyen muslim dunia.

Indonesia dinilai memiliki modal dan segudang potensi untuk mendukung hal ini, mulai dari SDM, pasar, hingga fesyen desainer yang berkualitas.

Sandiaga Uno, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF): Fashion Muslim Indonesia Mendunia yang digelar secara virtual, menjelaskan sumbangsih PDB sektor ekonomi kreatif (ekraf) bagi Indonesia sudah menjadi nomor tiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-Pop.

“Sektor ekraf sudah menyumbangkan PDB sebesar Rp1.100 triliun dari 17 subsektor ekraf, yang didominasi fesyen, kuliner, dan kriya. Jumlah masyarakat muslim kita selama ini hanya menjadi pasar dan kita ternyata banyak mengimpor produk-produk halal. Untuk itu kita harus menjadi pemain bukan menjadi penonton. Kita ingin menjadikan Indonesia atau Jakarta sebagai 'Moslem fashion capital of the world' karena kita memiliki semuanya. Baik desainernya, pasarnya ada, perlu dukungan dari semua untuk mewujudkannya,” katanya, dikutip dari siaran pers, Senin (28/6/2021).

Lebih lanjut, mengutip data Opus, Sandiaga menyebutkan dari total PDB sebesar Rp1.100 triliun, sebesar Rp175 triliun disumbang oleh subsektor fesyen. Sebanyak 33,4 persen pelaku ekraf di Indonesia berasal dari subsektor fesyen, di mana totalnya mencapai 2,5 juta orang. Nilai ekspor subsektor fesyen juga yang terbesar, total mencapai US$15 pada 2019.

“Akan tetapi Indonesia menjadi negara ketiga konsumen busana muslim terbanyak setelah Turki dan Uni Emirat Arab. Pasarnya besar, banyak pengusahanya tapi belum banyak ekosistem yang terbangun. Saya yakin anak muda saat ini bisa menjadi lokomotif perubahan ke depan. Lantaran sekarang lebih terbuka, lebih inklusif, dan gerakan ekonomi syariah ini paling dinikmati oleh anak-anak muda,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu desainer busana muslim Nanida Jenahara Nasution menjelaskan produk-produk fesyen muslim di Tanah Air memiliki kualitas yang sangat baik untuk pasar global. Tetapi, perlu ada dukungan agar produk-produk tersebut bisa diterima dan mendapatkan tempat di hati masyarakat lokal.

Kemudian, dibutuhkan pula kolaborasi semua pemangku kepentingan agar produk muslim yang dibuat bisa mendapat pasar yang luas.

“Yang penting adalah bagaimana stay update dengan yang sedang tren, dan sekarang juga adalah zamannya kolaborasi. Kita enggak bisa ingin jadi yang happening sendiri. Sama-sama bergandengan tangan untuk sukses bersama,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper