Bisnis.com, JAKARTA – Walt Disney Co. menawarkan bonus US$1.000 untuk merekrut pembantu rumah tangga baru dan memilih staf dapur di taman hiburan Florida, Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg pada Sabtu (26/6/2021), Walt Disney merekrut karyawan baru setelah beberapa bulan lalu merumahkan sekitar 32.000 karyawan. Bonus US$1.000 tersebut setara dengan Rp14,3 juta dengan asumsi nilai tukar Rp14.300 per dolar AS.
Pengurus rumah tangga (PRT), menghasilkan US$16 per jam, dan juru masak menghasilkan US$18, dapat menerima uang jika mereka tetap bekerja selama setidaknya 90 hari, menurut situs web perusahaan.
Operator taman hiburan terbesar di dunia, Disney juga mengaktifkan kembali program magang musim panas berbayarnya. Program tersebut memungkinkan siswa tinggal di apartemen khusus saat mereka bekerja di resor Orlando, Florida, AS.
Bloomberg menyebutkan ini tanda betapa ketatnya pasar tenaga kerja saat ini, dengan dibuka kembalinya perjalanan domestik ketika banyak calon pekerja masih di rumah. April 2021, Orlando memiliki tingkat pengangguran keseluruhan 5,6 persen yang merupakan sepertiga dari tahun lalu.
Di Walt Disney World Florida, yang mencakup empat taman hiburan dan beberapa lusin hotel telah mempekerjakan kembali sekitar 33.000 dari lebih dari 41.000 anggota Serikat Dewan Perdagangan Layanan.
Baca Juga
Menurut Presiden koalisi pekerja Walt Disney World Florida Matt Hollis, sekitar 15.000 dari 32.000 pekerja di resor Disneyland California telah kembali.
Disney, yang terpaksa menutup taman hiburannya di seluruh dunia karena virus Covid-19, mengumumkan rencana pada bulan September 2020 untuk memberhentikan 28.000 karyawan, kemudian bertambah menjadi 32.000 di seluruh perusahaan. Sebagian besar dari mereka berada di resor domestiknya.
Disney mengatakan telah mempekerjakan kembali lebih dari tiga perempat dari mereka yang terkena dampak cuti dan pengurangan pekerjaan. Disneyland, di Anaheim, California, AS telah membawa kembali 300 staf dalam seminggu. Selain itu, perusahaan ingin mempekerjakan ribuan pekerja lagi di resor AS pada musim panas dan musim gugur ini.
Peningkatan Pengangguran
Tunjangan pengangguran dari negara bagian yang ditingkatkan dan tetap berlaku setelah pandemi, mungkin menjadi salah satu alasan karyawan tidak kembali bekerja. Mereka ditetapkan untuk mengakhiri kontrak 26 Juni di Florida, memilih untuk tidak melanjutkannya, tetapi di California akan berlangsung hingga September.
Eksekutif serikat pekerja lainnya mengatakan beberapa karyawan California enggan kembali ke taman, yang tidak lagi mengukur suhu tamu yang datang di gerbang dan tidak memerlukan masker, kecuali di area tertentu seperti bus. Namun, untuk tamu yang mengaku belum melakukan vaksinasi dianjurkan untuk memakainya.
Tantangan lain adalah menemukan penitipan anak dan orang tua yang aman setelah pandemi, ketika pekerja yang menganggur terbiasa tinggal di rumah. Banyak dari mereka yang diminta untuk kembali memiliki tingkat senioritas dan kepastian yang lebih rendah pada jadwal kerja setelah dipanggil kembali.
Sementara itu, Disney mengatakan pihaknya menawarkan penitipan anak dan lansia, serta layanan lain untuk membantu keluarga karyawan.
Perusahaan lain pun juga melakukan hal serupa saat merekrut pekerja, Six Flags Entertainment Corp. menawarkan upah yang lebih tinggi dan bonus hingga US$1.000 untuk karyawan yang bergabung pada 1 Juli.
Situs web SeaWorld Entertainment Inc. mencantumkan lusinan posisi terbuka, dari pelatih hewan hingga supervisor kru kebersihan. Juga ada Southwest Airlines Co. mengatakan pada Jumat (25/6/2021) bahwa mereka menaikkan upah minimumnya menjadi US$15 per jam dan meningkatkan kompensasi untuk 7.000 pekerja.
Chief Executive Officer (CEO) Hilton Worldwide Holdings Inc. Chris Nassetta, mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia mengharapkan ini menjadi musim panas terkuat untuk perjalanan liburan dalam rantai sejarah.
Kepegawaian tetap menjadi masalah utama, dengan tunjangan pengangguran dan penitipan anak menjadi dua kendala terbesar yang menghalangi orang untuk kembali bekerja.
“Kenyataannya adalah banyak hal telah pulih lebih cepat daripada yang kita harapkan, dan sangat sulit untuk membuat orang kembali melayani pelanggan,” kata Nassetta dikutip Bloomberg, Sabtu (26/6/2021).