Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I akan melakukan simulasi persiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali setelah mendapatkan kepastian pembukaan penumpang internasional pada kuartal III/2021.
VP Corporate Communication AP I Handy Heryudhitiawan menyambut baik rencana dari pemerintah Pusat untuk kembali membuka penerbangan internasional ke Bali. Saat ini pun, AP I masih berkoordinasi dengan seluruh stakeholders terkait dengan persiapannya.
Untuk penerapan protokol kesehatan sendiri, bandara berkode DPS tersebut telah meraih sertifikat Inisiasi Koridor Sehat atau Safe Corridor Initiative (SCI) dari Incheon International Airport Corporation (IIAC) yang berbasis di Korea Selatan. Sertifikasi ini sekaligus merupakan pengakuan atas implementasi protokol kesehatan Angkasa Pura I telah sesuai persyaratan protokol kesehatan yang ditetapkan dalam panduan berbagai institusi internasional seperti World Health Organization (WHO) dan International Civil Aviation Organization (ICAO).
“Sementara untuk pelaksanaan simulasi tentu nantinya akan kami lakukan begitu mendapatkan sinyal positif dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan seluruh stakeholders terkait,” ujarnya, Kamis (24/6/2021).
Dari sisi persiapan, paparnya, selain telah mendapatkan sertifikat yang juga diakui oleh Bandara Incheon di Korea Selatan, pihaknya juga memaksimalkan penggunaan teknologi melalui Airport Operation Control Center (AOCC). Fungsi AOCC ini adalah untuk mengendalikan dan memonitor operasional bandara secara real time dan memastikan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19. Selain itu diterapkan juga virtual customer service, boarding pass scanner serta digital meeting point (DMP) untuk meminimalisir interaksi langsung dengan penumpang dan mempermudah penjemputan penumpang, khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Untuk implementasi jaga jarak, operator pelat merah tersebut telah melakukan pengaturan jarak antrean minimal 1,5 meter pada area check-in counter, security checkpoint, imigrasi, boarding lounge, garbarata, area baggage claim, serta area tunggu transportasi publik.
“Kami juga selalu memastikan kebersihan pada fasilitas-fasilitas publik seperti konter check in, trolley, self check in machine, security checkpoint [tray & x-ray], toilet, boarding pass scanner, hand rail, arm chair, dan lainnya di bandara dengan melakukan pembersihan secara intens dan berkala menggunakan disinfektan,” imbuhnya.
Selain itu, AP I juga mendorong mitra usaha atau tenan di bandara untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam pelayanan kepada pengguna jasa bandara dengan penerapan peralatan pelindung yang mungkin dibutuhkan karyawan, seperti pelindung wajah, sarung tangan, masker dan pemeriksaan kondisi kesehatan. Kemudian, penyesuaian ruang kerja dan bisnis sesuai dengan panduan jarak fisik yang berlaku.
Lebih jauhnya, yakni penyediaan beberapa stasiun pembersih tangan dan atau wastafel di seluruh area disertai dengan rambu/petunjuk yang memadai untuk penumpang. Kemudian mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan baru, seperti pemasangan perisai plexiglass antara karyawan yang berhadapan dengan pelanggan.
Perseroan menganjurkan penggunaan tiang penopang antrean dan atau marka lantai untuk mengkampanyekan penerapan jaga jarak fisik, Meningkatkan intensitas pembersihan dan desinfeksi sebelum dan sesudah digunakan serta menyesuaikan jumlah staf yang dialokasikan untuk pelaksanaan pembersihan berdasarkan kapasitas atau volume penerbangan dan penumpang.
Tak hanya itu, perlunya implementasi pengaturan sirkulasi, jumlah pengunjung atau antrean dan batas waktu kunjungan di pintu masuk dan keluar untuk mencegah keramaian atau kerumunan. Mensyaratkan penggunaan peralatan makan sekali pakai dan penyediaan makanan dan minuman dalam kemasan untuk dibawa pulang dan atau dimakan di tempat. AP I juga meminta Para tenan mengelola limbah secara efisien untuk meminimalkan penyebaran penyakit ke seluruh siklus hidup pemangku kepentingan dan titik kontak pengelolaan limbah.
“Sedangkan kepada petugas operasional yang bertugas, Angkasa Pura Airports mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri [APD] seperti kacamata pelindung [goggles], pelindung wajah [face shield], masker, sarung tangan serta menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di area-area terminal,” imbuhnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut pembukaan pintu gerbang Bali untuk wisatawan asing atau wisman akan dimulai pada kuartal III//20212021. Rencana tersebut mundur dari target. Semula, Sandiaga merencanakan pembukaan Bali pada akhir kuartal II.
Bali akan menjadi lokasi uji coba sebelum gerbang wisata di daerah lain dibuka bagi turis asing. Adapun pembukaan gerbang wisata internasional ini dilakukan dalam konsep Travel Corridor Arrangement (TCA) yang memungkinkan Indonesia bekerja sama dengan negara lain.
Sandiaga mengatakan program pembukaan pariwisata harus dilakukan secara hati-hati di tengah naiknya kasus aktif Covid-19 di Indonesia dan beberapa negara. Sementara itu, ia memastikan saat ini Indonesia sudah menerima tamu asing, namun untuk kepentingan perjalanan bisnis esensial.