Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Oleokimia Minta Pemerataan Harga Gas Murah

Ketua Umum ApolinN Rapolo Hutabarat mengatakan pabrik tersebut saat ini baru menerima gas dengan harga US$6 per MMBTU sekitar 70 persen. Selain itu pihaknya juga mendesak dua pabrikan lain agar turut menerima harga gas tertentu.
Industri
Industri

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) menyebut dari 9 anggota yang mendapat harga gas tertentu, satu perusahaan yakni Wilmar di Gresik belum 100 persen mendapatkannya.

Ketua Umum ApolinN Rapolo Hutabarat mengatakan pabrik tersebut saat ini baru menerima gas dengan harga US$6 per MMBTU sekitar 70 persen. Selain itu pihaknya juga mendesak dua pabrikan lain agar turut menerima harga gas tertentu.

"Dua anggota kami yakni PT Domas Agrointi Prima di Sumatera Utara dan Wilmar di Riau belum mendapatkan. Terakhir Kementerian Perindustrian sudah merekomendasi ke Kementerian ESDM," katanya dalam webinar Indonesian Gas Society, Kamis (24/6/2021).

Rapolo menyebut saat ini Apolin mencatat volume ekspor oleochemical periode Januari - Maret 2021 telah tumbuh sebesar 11,15 persen menjadi 982.000 ton atau senilai US$864,9 juta dibandingkan periode sama tahun 2020 berjumlah 883.500 ton atau senilai US$601,1 juta.

Menurutnya korelasi peningkatan kinerja dengan harga gas tertentu industri ini sangat signifikan untuk sektornya. Dia mencontohkan untuk produksi fatty alcohol kontribusi gas mencapai 40 persen.

Meski dia melanjutkan dengan kebijakan ini penerimaan negara bukan pajak akan berkurang tetapi negara akan menikmati peningkatan penerimaan lain dari sisi devisa, PPh Badan, hingga realisasi investasi uang ujungnya akan menyerap tenaga kerja baru.

"Jadi kami harapkan pemerintah konsisten dengan kebijakan yang saat ini sudah pada jalur yang tepat," ujarnya.

Adapun tahun ini Apolin memproyeksikan pasar domestik dan ekspor semakin positif.

Di pasar ekspor tahun depan diperkirakan volume akan tumbuh berkisar 17-22 persen sehingga rata-rata volume ekspor oleokimia Indonesia akan berada di kisaran 364.000 sampai 379.000 ton per bulan.

Rapolo mengatakan dengan proyeksi di atas volume ekspor oleokimia pada 2021 akan berada di kisaran 4,3-4,6 juta ton.

Sementara pasar domestik yang saat ini berada pada 150.000 ton per bulan, untuk tahun depan diperkirakan akan tumbuh 10-12 persen, sehingga volume serapan di dalam negeri berada pada kisaran 165.000-168.000 ton per bulan.

Sisi lain, tak hanya dari industri oleokimia sejumlah industri pun turut menyampaikan harapan percepatan penerimaan harga gas industri untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya dari industri ban yang saat ini masih menerima harga gas US$9 per MMBTU.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper