Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) menjamin bahwa proses akuisisi pembangkit listrik milik PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) tidak akan menganggu pasokan listrik di Blok Rokan.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan Bob Saril mengatakan bahwa pada masa transisi, PLN akan memanfaatkan PLTG North Duri Cogen (NDC) MCTN 300 MW yang 95 persen sahamnya dimiliki oleh Chevron Standard Ltd (CSL), untuk memberikan layanan listrik ke Blok Rokan. Saat ini, perseroan dalam proses negosiasi untuk mengambil alih 100 persen saham MCTN.
"Ini adalah pengambilan saham. Artinya, kalau pengambilan saham itu kondisi perusahaan dengan orang-orang di dalamnya. Kita tidak perlu khawatir bagaimana nanti apakah saat transisi ada gangguan dan sebagainya. Sahamnya diambil alih PLN, termasuk pegawainya otomatis jadi bagian PLN," ujar Bob dalam sebuah webinar, Selasa (22/6/2021).
Dengan demikian, Bob memastikan bahwa proses pengalihan pengelolaan pembangkit listrik milik MCTN tersebut akan berjalan mulus dan tidak menganggu pasokan listrik ke Blok Rokan. Dia berharap proses akuisisi saham tersebut dapat selesai sebelum alih kelola Blok Rokan pada 8 Agustus 2021 mendatang.
"Tanggal 8 ke 9 Agustus itu, [pasokan listrik] otomatis jalan seperti biasa karena sebelum itu, mungkin seminggu sebelumnya, share sahamnya sudah diambil alih. Begitu juga ikutan selanjutnya adalah izin-izin usaha sudah masuk ke PLN, kami sudah tidak ada masalah lagi," kata Bob.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee Arizon Suardin mengatakan bahwa ketersediaan dan keandalan pasokan listrik dan uap sangat penting untuk menopang upaya peningkatan produksi di Blok Rokan.
"Kami sangat senang Februari lalu, kami sudah tanda tangan kerja sama perjanjian jual beli listrik dan uap dengan PLN sehingga mudah-mudahan ini bisa terus kami jalankan kerja sama ini," kata Jaffee.
Project Leader Business Support PHR Danang Saleh menambahkan bahwa Blok Rokan merupakan salah satu tulang punggung produksi minyak nasional yang berkontribusi sekitar 170 MBOPD atau 24 persen produksi minyak nasional. Oleh karena itu, pengelolaannya membutuhkan dukungan pasokan listrik dan uap yang andal dengan kebutuhan sebesar 400 megawatt (MW) dan uap 335 MBSPD.
Adapun, kebutuhan listrik Blok Rokan saat ini dipasok oleh pembangkit NDC milik MCTN sebesar 300 MW dan didukung PLTG Minas dan Central Duri 130 MW yang dikelola PHR melalui pihak ketiga.
"Kurang lebih 60-70 persen pembangkit NDC ini akan memasok, 270 MW dari yang kami butuhkan total 400 MW. Demikian juga uapnya. Ini porsi yang besar, sehingga besar sekali harapan bahwa penyediaan listrik dan uap dari PLN bisa terwujud dengan baik," kata Danang.