Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Ungkap Defisit APBN Per Mei 2021 Tercatat Rp219,3 Triliun

Posisi defisit pada Mei 2021 ini mengalami peningkatan sebesar 22,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN telah mencapai Rp219,3 triliun per Mei 2021 atau setara dengan 1,32 persen dari PDB.

“Sampai dengan Mei 2021, defisit APBN mencapai Rp219 atau 1,32 persen dari PDB,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Raker bersama dengan Komite IV DPD RI, Senin (21/6/2021).

Posisi defisit pada Mei 2021 ini mengalami peningkatan sebesar 22,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara pada Mei 2021 tercatat mencapai Rp726,4 triliun, meningkat sebesar 9,54 persen secara tahunan.

Jika dirincikan, penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp558,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp167,6 triliun.

"Pendapatan Negara tumbuh 9,31 persen, utamanya didorong oleh penerimaan perpajakan, khususnya Penerimaan Cukai dan Bea Keluar," jelasnya..

Di sisi lain, belanja negara pada Mei 2021 mencapai Rp945,7 triliun, tumbuh sebesar 12,05 persen secara tahunan, terutama didorong oleh belanja barang untuk mendukung pemulihan, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp647,6 triliun, tumbuh sebesar 20,53 persen secara tahunan. Sementara, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) tercatat sebesar Rp298 triliun, turun sebesar 2,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sri Mulyani juga menyampaikan pembiayaan pada Mei 2021 telah mencapai Rp309,3 triliun. “Pembiayaan kita sudah lebih tinggi Rp309,3 triliun karena kita melakukan pembiayaan frontloading di dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga atau inflasi yang terjadi di Amerika Serikat”.

Dia menambahkan, fokus pemulihan ekonomi pemerintah ke depan akan terus bertumpu pada penanganan dari sisi kesehatan, pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, dan reformasi struktural

“Bidang kesehatan harus tetap menjadi perhatian, namun di sisi lain pemulihan melalui PEN dan APBN perlu terus dijalankan dan UU Cipta Kerja untuk reformasi struktural menjadi pondasi yang sangat penting,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper