Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu: Fiskal Sangat Siap untuk Tetap Fleksibel, tapi Kita Tetap Jaga Integritas

Pemerintah cenderung fleksibel dalam kebijakan fiskal dalam masa pandemi, seperti melebarkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di atas 3 persen
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam media briefing, Senin (12/10/2020)/Jaffry Prabu Prakoso-Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa fitur yang paling penting bagi pemerintah saat ini adalah bagaimana mengelola fiskal untuk tetap fleksibel. Hal ini tidak berarti tanpa batasan.

“Fleksibilitas bukan berarti kita harus melalui defisit yang tinggi setiap tahun atau mengubah defisit dengan sangat cepat dari satu yang lainnya,” katanya pada acara diskusi Bank Dunia secara virtual, Kamis (17/6/2021).

Suahasil menjelaskan bahwa banyak ide dan program yang mengemuka saat Covid-19 untuk mengatasi permasalahan ekonomi. Akan tetapi respons fiskal bukan terus melalui menambah belanja negara.

Itu sebabnya penting sekali untuk membuat skala prioritas yang baik. Salah satu yang melihat kondisi adalah tambahan anggaran bantuan sosial

“Jadi, inti yang saya ingin sampaikan bahwa fiskal sangat siap untuk tetap fleksibel. Tapi kita akan tetap menjaga integritas dari anggaran yang ada,” jelasnya.

Tahun lalu, terang Suahasil, pemerintah melebarkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di atas 3 persen. Realisasinya, 6,09 persen.

Melebarnya defisit masih berlangsung karena regulasi memungkinkan hingga 2022. Tahun ini, pemerintah menargetkan 5,7 persen.

Sedangkan tahun depan, asumsi makro mematok antara 4,51 persen hingga 4,85 persen. Dengan begitu apabila tidak ada kendala, pada 2023 defisit bisa kembali di bawah 3 persen.

“Karena kita paham juga pertumbuhan ekonomi akan terjadi dan defisit fiskal akan turun. Mudah-mudahan penurunan defisit ini berbarengan konsumsi dan investasi yang meningkat. Maka ini akan bisa mendukung kemajuan dan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper