Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Perdagangan Dibayangi Penurunan Harga CPO

CPO dan batu bara tercatat menjadi penyumbang nilai ekspor terbesar dalam kurun Januari sampai Mei 2021. Masing-masing sebesar US$11,95 miliar dan US$10,25 miliar.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan surplus neraca perdagangan tetap membayangi kinerja perdagangan luar negeri Indonesia dan tidak hanya dipicu oleh pelemahan harga minyak sawit mentah (CPO).

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan surplus perdagangan Indonesia sepanjang pandemi lebih banyak disebabkan oleh kontraksi impor, alih-alih oleh peningkatan kinerja ekspor.

Hal ini setidaknya terlihat dari volume ekspor yang turun sejak Maret meski permintaan dan harga komoditas sepanjang April sampai Mei tetap menjanjikan.

“Bila tidak ada upaya dari eksportir atau pemerintah untuk memaksimalkan kinerja ekspor pada saat ini, kami proyeksikan cepat atau lambat surplus perdagangan akan hilang dengan sendirinya dan kembali menjadi defisit seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dari pandemi. Ini akan terjadi bukan hanya karena penurunan harga CPO, tetapi juga bisa terjadi meskipun harga komoditas global tetap tinggi seperti saat ini,” kata Shinta, Kamis (17/6/2021).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor 10 golongan barang utama memang sempat mengalami penurunan.

Pada April, volume ekspor mencapai 38,31 juta ton, turun 3,85 persen dibandingkan dengan Maret 2021. Volume impor kembali naik pada Mei, ditopang oleh kenaikan pengiriman batu bara, sedangkan ekspor CPO, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, serta lima golongan barang lain kompak turun.

CPO dan batu bara tercatat menjadi penyumbang nilai ekspor terbesar dalam kurun Januari sampai Mei 2021. Masing-masing sebesar US$11,95 miliar dan US$10,25 miliar.

Namun, Data Bursa Malaysia menunjukkan harga CPO untuk kontrak September 2021 terkoreksi 183 poin ke posisi 3.359 ringgit per ton. Sementara itu, harga CPO berjangka kontrak pengiriman Oktober 2021 juga turun 173 poin ke level 3.354 ringgit per ton.

“Karena itu, Indonesia harus jauh lebih agresif memanfaatkan potensi pasar global dengan meningkatkan kinerja ekspor, memperdalam penetrasi pasar di pasar existing dan gencar memfasilitasi diversifikasi ekspor ke pasar-pasar baru untuk mendorong ekspor komoditas baru yang bisa meng-offset penurunan kinerja ekspor CPO,” kata Shinta.

Shinta mengatakan langkah antisipasi seharusnya telah mulai dilakukan sejak kuartal IV/2020 karena pertumbuhan permintaan global sangat menjanjikan dan diperkirakan masih berlanjut sampai akhir tahun.

“Kalau kita bergerak cepat dan upaya ini terkoordinasi dengan baik antara pemerintah da pelaku usaha, kinerja ekspor bisa meningkat signifikan secara intrinsik dan risiko terjadinya penurunan surplus atau kembali defisit menjadi berkurang dengan sendirinya,” paparnya.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang mengemukakan pelemahan harga CPO yang terjadi saat ini tak lepas dari pengaruh pergerakan harga kedelai dunia.

“Sawit dipengaruhi oleh [harga] minyak nabati lain. Ada waktu ketika angka-angka di sawit tidak berpengaruh sama sekali kalau harga minyak nabati lain naik atau turun,” kata Togar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper