Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja impor pada Mei 2021 mengalami pertumbuhan yang tinggi secara tahunan, yaitu sebesar 68,68 persen (year-on-year/yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan total nilai impor Indonesia pada periode tersebut mencapai 14,23 miliar. peningkatan impor secara tahunan didorong oleh impor migas yang meningkat signifikan 213,6 persen yoy dan impor nonmigas sebesar 56,44 persen yoy.
Namun, jika dibandingkan dengan April 2021, kinerja impor pada Mei 2021 mengalami penurunan sebesar 12,16 persen (month-to-month/mtm).
Penurunan terjadi dikarenakan turunnya impor nonmigas sebesar -14,16 persen mtm meski impor migas masih mengalami kenaikan tipis 1,9 persen.
“Impor pada Mei 2021 turun dibandingkan dengan April 2021 karena dari data historis setiap setelah Lebaran terjadi penurunan volume baik ekspor dan impor, tapi secara yoy tumbuh tinggi karena pada Mei 2020 lalu saat pandemi Covid-19 impor turun jauh sekali,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/6/2021).
Berdasarkan penggunaan barang, impor barang modal secara bulanan mengalami penurunan yang paling dalam sebesar 12,16 persen disusul impor barang konsumsi yang turun sebesar 13,77 persen dan bahan baku/penolong turun 11,60 persen.
Baca Juga
Sementara secara tahunan, peningkatan tertinggi terjadi pada impor bahan baku/penolong sebesar 79,1 persen, barang konsumsi sebesar 50,34 persen, dan barang modal 35,28 persen.
Di sisi lain, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2021 mencapai US$16,60 miliar, turun 10,25 persen secara bulanan. Namun secara tahunan, ekspor pada Mei 2021 meningkat sebesar 58,76 persen.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 membukukan surplus sebesar US$2,36 miliar. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejal Januari 2021.